JAKARTA, iNewsDepok.id - Stunting atau gagal tumbuh (tubuh pendek) karena kekurangan gizi, masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan serius yang dihadapi anak-anak Indonesia dan bisa mengancam masa depan bangsa.
Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban stunting yang tinggi yakni 24,4 persen. Kondisi ini menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045 karena stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan, melainkan pada tingkat kecerdasan dan daya saing generasi penerus bangsa di masa depan.
Untuk itu, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Bahkan pada tahun 2021 Pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Presiden No 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan target penurunan prevalensi yang signifikan menjadi 14% pada tahun 2024.
Berkolaborasi dengan Pemerintah melalui dukungan penguatan program komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai pencegahan stunting, Danone Indonesia meluncurkan iklan layanan masyarakat ‘Cegah Stunting itu Penting.’
Iklan layanan masyarakat tersebut merupakan media edukasi melalui video yang berisi 6 (enam) pesan kunci untuk pencegahan stunting yaitu: Minum tablet tambah darah setiap hari; Ikuti kelas Ibu hamil biar janin sehat; Cukup ASI saja sampai usia 6 bulan; Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir; Pakai Jamban Sehat; dan Rutin ke Posyandu setiap bulan.
“Kami berharap inisiatif ini juga dapat menginspirasi pemangku kepentingan dan pihak swasta yang lebih luas untuk tetap aktif melakukan kemitraan yang strategis dan sinergis untuk mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting dan mendukung terciptanya anak generasi maju di Indonesia,” kata Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia.
“Kecepatan penurunan stunting yang harus dicapai berdasarkan RPJMN 2020-2024 adalah 2,6% per tahun menuju target 14% di tahun 2024. Suatu laju penurunan yang cukup menantang jika dibandingkan dengan laju penurunan di tingkat global yang hanya mencapai 0,5% pertahun selama periode 2000 hingga 2021. Meski begitu, kami optimis target ini dapat tercapai bila dilakukan secara penta heliks, dengan melibatkan juga pihak swasta, perguruan tinggi, masyarakat, dan media,” tandas Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd., Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN), BKKBN.
Editor : M Mahfud