DEPOK, iNewsDepok.id - Politisi Partai Demokrat Citra Panca Laksana menuding para pendukung pemerintahan Presiden Jokowi selalu menggunakan taktik fear mongering untuk menakut-nakuti kaum minoritas di Indonesia dengan isu Islamophobia agar "jagoannya" didukung 100%.
Hal itu dia katakan terkait dengan terus munculnya isu radikalisme yang dihembuskan para pendukung Jokowi, terutama yang aktif di media sosial.
"Fear mongering Mulu mainnya. Nakut2in minoritas dg isu Islamophobia agar minoritas mendukung jagoannya 100 persen. Orang tuh didukung utk melawan korupsi kek. Meningkatkan perekonomian kek. Ini main fear mongering mulu. Harusnya minoritas melawan narasi seperti itu," kata Panca melalui @panca66, Kamis (5/5/2022).
Foto: tangkapan layar
"Minoritas mah udah banyak yg mapan, isu ekonomi mah gak terlalu penting mungkin," sahut @Bang_Denz04.
"Terus apa yg mereka takutin terhadap Islam? Mereka mapan di tengah mayoritas Islam kok? Dan nga terjadi apa2. Harusnya mereka melawan narasi pengasong Islamophobia itu. Ini di gereja2 mereka juga dijejali ketakutan terhadap Islam sih. Saya harus terbuka ini," jawab Panca.
"Apakah ini akan berlanjut sampe 2024???" tanya @rizkiansorinst.
"Pasti berlanjut. Tinggal seberapa keras perlawanan terhadap narasi seperti itu. Harusnya minoritas sadar mereka dimanfaatin. Minoritas harusnya melawan. Kalau nga yang berkuasa yang nga kapabel lagi," jawab Panca.
Fear mongering adalah taktik kampanye yang menggunakan rasa takut (fear) untuk memengaruhi opini atau tindakan publik. Padanannya yang paling tepat dalam Bahasa Indonesia barangkali adalah taktik menakut-nakuti.
Taktik ini lazim digunakan bukan hanya dalam kampanye politik, tetapi juga dalam iklan produk atau jasa. Contoh yang paling jelas yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah iklan sabun kesehatan.
Iklan sabun seperti itu biasanya dimulai dengan menakut-nakuti orang akan bahaya kuman yang mengancam kesehatan mereka, lalu menawarkan produk yang diiklankan sebagai penangkalnya. Orang yang takut pada ancaman semacam itu umumnya akan dengan serta-merta percaya bahwa dia harus membeli dan memakai produk itu untuk melindungi diri dan keluarganya dari ancaman yang mereka persepsi ada karena iklan itu.
Tentu iklan semacam itu ada benarnya, karena kuman memang ada dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan serta keselamatan kita, tetapi bahwa produk itu adalah satu-satunya solusi bagi ancaman dari kuman, tentu tidak benar.
Pemilik akun @Braderhood16 punya temuan menarik sejak kapan isu radikalisme berhembus di Indonesia.
"Setelah Jokowi dilantik, 10 hari kemudian sudah langsung nge gas "radikalisme Islam" ... Kalau tidak ada fear mongering begini, kinerja pemerintah kebongkar borok nya di awal2 kekuasaan.," katanya seraya memposting tangkapan layar dari berita sebuah media online yang tayang pada 30 Oktober 2014.
Foto: tangkapan layar
Inilah berita dimaksud:
Foto: tangkapan layar.
Seperti diketahui, Jokowi dilantik sebagai presiden RI untuk periode pertama pada 20 Oktober 2014.
Editor : Rohman
Artikel Terkait