DEPOK, iNewsDepok.id - Aktris Dian Sastrowardoyo memutuskan menjadi mualaf pada tahun 2006. Keputusan Dian tersebut menjadi langkah besar dalam hidupnya yang membuat ibunya menangis.
Dian lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang berbeda agama. Ayahnya penganut Buddha, sementara ibunya beragama Katolik. Berbeda dengan kedua orangtuanya, Dian justru tertarik dengan agama kakeknya Soenario Sastrowardoyo yang beragama Islam.
BACA JUGA:
Tersentuh Saat Dengar Suara Adzan, Sultan Djorgi Mualaf Saat SMA
Kakek Dian merupakan tokoh muslim yang menikah dengan perempuan non-muslim asal Minahasa, Sulawesi Utara.
“Aku dibesarkan secara Katolik. Mama itu Katoliknya kuat banget, sedangkan bokap Buddha. Di umur 17 tahun, gue mencari sendiri dan akhirnya ketemunya di Islam,” ujar Dian, seperti dikutip dari channel YouTube Daniel Mananta Network.
Meski merasa jatuh cinta dengan Islam, namun Dian tidak langsung menjadi mualaf. Ia melewati perjalanan spiritual yang cukup panjang dan sempat mempelajari semua agama (spiritual tourist).
BACA JUGA:
Bulan Sabit Dikelilingi Bintang di Langit Australia Awal Mula Tamara Bleszynski Tertarik Islam
Mempelajari semua agama dilakukan Dian untuk menjawab keraguan akan keyakinannya saat itu. Dian pernah berdiskusi dengan pendeta, pastor, biksu hingga pemuka agama Hindu.
“Jawaban mereka macam-macam, tapi tak memuaskan,” aku pemeran Cinta dalam film Ada Apa dengan Cinta.
Akhirnya, pencarian Dian berakhir di agama Islam usai mengikuti sebuah pengajian.
“Sebenarnya, aku juga tidak menyangka bisa nyaman dengan Islam. Awalnya, tante aku itu mengajak ikut pengajian. Terus ada ustadz yang menurut aku kajiannya logis banget. Dan itu nyes banget,” ungkap Dian.
BACA JUGA:
Bukan karena Sule, Ini Alasan Natalie Holscher Menjadi Mualaf
Setelah pencarian panjang, Dian akhirnya mengikrarkan dua kalimat syahadat bertepatan dengan perayaan Isra Mi’raj, pada 21 Agustus 2006, di usianya 22 tahun.
Keputusan Dian memeluk agama Islam mendapatkan sambutan positif dari sang Ibu. Bahkan, ibunya mendukung Dian agar bisa khatam Alquran sebelum menikah. Saat mendengar Dian melantunkan ayat-ayat suci Alquran, ibunya tak kuasa menahan tangis.
“Mamaku yang seorang Katolik itu benar-benar suportif. Dia bahkan terharu saat aku melafalkan ayat-ayat Juz Amma di akhir pembacaan Alquran,” ujarnya.
Menurut Dian, ia sangat bersyukur berada dalam keluarga yang memiliki toleransi cukup tinggi dalam menghargai kepercayaan masing-masing.
“Gue sangat bersyukur sampai sekarang kita saling menguatkan. Kayak kemarin Mama merayakan Paskah, aku bantuin atur makanan. Aku pengajian, mama juga begitu. Jadi Alhamdulillah keluarga kita warna-warni,” pungkas Dian.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait