DEPOK, iNewsDepok.id - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Mayjen Syamsir Siregar memberi pesan yang cukup dapat membuat banyak orang dag dig dug dan wawas.
Pesan itu disampaikan kepada anggota Fraksi Nasdem DPR RI periode 2014-2019 Akbar Faizal yang videonya tersebar di media sosial.
Jika dilihat dari posisi Akbar yang sangat dekat dengan kamera, dan posisi Syamsir yang sedikit berada di belakangnya, dapat disimpulkan kalau video itu dibuat oleh Akbar sendiri.
"Sedang berjalan-jalan, olahraga di kompleks, ketemu sama senior gue nih, Jenderal Syamsir Siregar, mantan kepala BIN," kata Akbar sambil tetap memandang kamera.
Dia mengenakan topi merah dan kelihatan sangat gemuk, sehingga pipi-pipinya nampak tembam.
"Bang, apa pesan-pesan Abang kepada adek-adek semua Bang?" tanya Akbar, juga sambil memandang ke kamera, tidak menoleh ke arah Syamsir.
"Yah, perhatikanlah perkembangan situasi sehabis lebaran ini, apa yang akan terjadi," kata Syamsir singkat, namun tegas dan meyakinkan.
Akbar langsung ngakak.
"Ngeri kali pesannya Abang ini," kata Akbar di antara tawanya.
Tak ada penjelasan lebih jauh dari Syamsir dalam video yang hanya berdurasi 43 detik itu.
Namun, seperti diketahui, belakangan ini politik Tanah Air sedang memanas pasca kelangkaan minyak goreng yang disusul naiknya harga Pertamax dan PPn menjadi 11%. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bahkan mengatakan, harga BBM jenis Pertalite dan LPG 3Kg juga akan dinaikkan, dan di tengah kenaikan harga Pertamax, di sejumlah daerah Pertalite dan Solar mengalami kelangkaan.
Di tengah naiknya harga-harga itu, ditambah tradisi naiknya harga kebutuhan saat menjelang puasa dan Lebaran, jagat politik Tanah Air juga sedang dipanasi oleh wacana yang dilontarkan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia dan tiga Ketum Parpol, di antaranya Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang mengusulkan Pemilu 2024 ditunda.
Belakangan terungkap kalau wacana itu diduga bersumber dari Luhut, meski kemudian dibantah.
Namun, Luhut sendiri kemudian melakukan blunder karena ketika diwawancarai Deddy Corbuzier, pria asal Sumut itu mengaku punya big data yang berisi percakapan 110 juta netizen tentang penundaan Pemilu yang diklaim sebagian besar mendukung penundaan tersebut.
Pernyataan itu menjadi blunder, karena menurut CEO Drone Emprit Ismail Fahmi, netizen yang membicarakan penundaan Pemilu hanya 10.000 orang, itu pun sebagian besar menolak. Luhut lalu diminta membuka big data itu untuk membuktikan keabsahan klaimnya, namun menolak.
Kemudian, DPP APDESI yang dipimpin Surtawijaya menggelar Silatnas Desa 2022 di Senayan pada 29 Maret 2022. Ormas di mana Luhut duduk sebagai Dewan Pembina itu menyatakan mendukung Presiden Jokowi menjadi presiden untuk 3 periode. Acara ini pun menuai masalah, karena saat Silatnas, Surtawijaya tidak menggunakan nama Ormasnya, tetapi menggunakan nama APDESI-saja, tanpa embel-embel DPP di depannya.
Akibatnya, Ketua Umum APDESI Arifin Abdul Majid meradang, karena merasa nama Ormasnya dicatut untuk mendukung Jokowi 3 periode. Padahal, dukungan itu melanggar UUD 1945, dan berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, aparat desa dilarang berpolitik.
Akumulasi dari semua persoalan itu, juga persoalan kebijakan Presiden Jokowi yang kerap tidak pro rakyat sebagaimana tercermin dalam UU Cipta Kerja, penegakan hukum yang tumpul ke para pendukungnya, utang yang terus menumpuk di mana per Februari 2022 telah menyentuh Rp7.000 triliun lebih, tetapi tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, telah menciptakan kemuakan di sebagian masyarakat, sehingga di media sosial misalnya, teriakan agar Jokowi lengser sudah makin kencang bergema.
Bahkan tagar #TurunkanJokowi dan #JokowiMundur sempat bergema di media sosial.
Mahasiswa juga telah mulai turun lagi ke jalan secara masif untuk memprotes kebijakan-kebijakan Jokowi, dan pada 11 April 2022 nanti rencananya mereka akan kembali turun ke jalan secara besar-besaran dengan agenda utama menolak Jokowi menjadi presiden 3 periode.
Namun, apakah "warning" Syamsir ada kaitannya dengan hal ini? Tidak jelas, tetapi jika merujuk pada kata "adek-adek" yang digunakan Akbar Faizal, pesan itu sepertinya ditujukan untuk mahasiswa, karena kata "adek-adek" sering digunakan politisi dan aktivis untuk menunjuk objek tersebut.
Syamsir menjadi kepala BIN pada 8 Desember 2004 hingga 22 Oktober 2009. Ia lulusan Akademi Militer angkatan 1965 dan berasal dari kesatuan Infanteri - Kostrad.
Editor : Rohman
Artikel Terkait