
JAKARTA, iNews Depok.id – Fakta menunjukkan 1 dari 3 anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi. Padahal tidak hanya DHA, zat besi juga salah satu nutrisi yang wajib untuk dipenuhi guna mendukung daya pikir yang optimal. Meskipun begitu, masih banyak orangtua yang tidak menyadari dampak buruk apabila anak kekurangan zat besi.
"Setiap tahunnya, kurang lebih 4 juta anak lahir di Indonesia. Di awal masa tumbuh kembangnya, mereka tidak bisa memilih makan apa, jadi perlu bantuan kita sebagai orangtua untuk berikan nutrisi terbaik. Survei mengatakan, 1 dari 3 anak Indonesia kekurangan zat besi. Padahal, zat besi penting untuk protein hemoglobin mengantarkan oksigen dalam darah. Jika oksigen lancar ke otak maka anak bisa berpikir dengan optimal," ucap Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia, dalam kata sambutannya di acara Media Gathering "Optimalkan Zat Besi si Kecil, Dukung Kepintaran Generasi Maju" Senin, 17 Maret 2025 di Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta Pusat.
Sebuah survei menunjukkan bahwa 50% Bunda tidak tahu bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak pada kepintaran anak. Melihat kondisi tersebut, SGM Eksplor terus berkomitmen melakukan berbagai inisiatif dan edukasi tentang pentingnya zat besi yang optimal untuk mendukung kepintaran anak agar dapat fokus dan aktif belajar sebagai pondasi awal generasi maju.
Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi, Dokter Gizi Medik mengatakan, “Perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi. Selain DHA, zat besi juga merupakan salah satu mikro nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mengoptimalkan kepintarannya terutama fokus dan memori belajar. Maka dari itu, orangtua harus mewaspadai kekurangan zat besi pada anak, karena kondisi tersebut dapat menghambat perkembangan psikomotor dan mengganggu daya pikir anak."
Permasalahan kekurangan zat besi pada anak harus menjadi perhatian serius berbagai pihak. Penelitian terbaru the South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) menunjukkan bahwa sebagian besar anak Indonesia tidak memenuhi asupan Zat Besi yang direkomendasikan, dimana rata-rata konsumsi asupan zat besi anak Indonesia hanya 65,8 persen dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang disarankan.
“Untuk memenuhi asupan zat besi yang optimal, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani yang kaya Zat Besi. Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan Zat Besi dalam tubuh, juga dibutuhkan Vitamin C," terang dr. Dian.
“Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk melengkapinya dengan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang dilengkapi dengan Zat Besi dan Vitamin C. Konsumsi zat besi yang disertai dengan vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat,” jelas dr. Dian.
Lebih lanjut dr. Dian menjelaskan, “Studi menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan Nilai Gizi yang tercantum pada kemasan, susu pertumbuhan terfortifikasi memiliki kandungan nutrisi penting yang lebih banyak seperti Zat Besi, Vitamin C, DHA, Minyak Ikan, dibanding susu cair yang beredar di pasaran. Terlebih lagi, pemberian susu pertumbuhan terfortifikasi pada anak usia 1-3 tahun terbukti bantu penuhi kebutuhan zat besi harian anak sesuai angka kecukupan gizi (AKG) lebih baik. Oleh karena itu, orangtua harus bijak memilih susu pertumbuhan yang terfortifikasi nutrisi penting seperti Zat Besi dan Vitamin C untuk penyerapan zat besi optimal. Selain itu, orangtua juga perlu untuk melakukan skrining faktor risiko kurang zat besi secara rutin sebagai salah satu upaya penting untuk pencegahan dan deteksi dini masalah kekurangan zat besi anak.”
Mengingat pentingnya kebutuhan zat besi harian anak harus dapat dilengkapi dengan optimal, SGM Eksplor terus berkomitmen untuk berinovasi melalui produk bernutrisi berkualitas dan mudah diakses masyarakat Indonesia.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait