JAKARTA, iNews Depok.id - Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis data pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia yang mencapai 4,93% secara tahunan. Angka ini menunjukkan peningkatan tipis dibandingkan kuartal I-2024 yang tercatat sebesar 4,91%.
Meskipun terjadi sedikit perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memandang angka pertumbuhan ini masih cukup tinggi. Ia menjelaskan bahwa perlambatan ini wajar mengingat kondisi ekonomi global yang masih belum stabil.
"Jadi pertama untuk konsumsi ini sebetulnya yang kemarin dari Q1 lebih rendah daripada Q2, jadi itu sebetulnya ada kenaikan dan Pertumbuhan konsumsi itu 4,9 persen itu angka yang tinggi," kata Menko Airlangga dalam Konferensi Pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Meski angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,05%, Airlangga menegaskan bahwa hal ini tidak mengkhawatirkan. Ia mencatat beberapa sektor seperti konstruksi serta makanan dan minuman justru tumbuh di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional.
"Memang di bawah angka pertumbuhan nasional. Tidak semua sektor di atas pertumbuhan nasional. Pertumbuhan di sektor pengolahan ataupun manufaktur pun di bawah daripada sektor pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.
"Hanya beberapa sektor yang meloncat di atas itu termasuk konstruksi, mamin dan yang lain. Jadi itu sebuah hal yang normal, namun kita lihat seluruhnya itu positif," tegasnya.
Lebih lanjut, Airlangga menyoroti bahwa konsumsi rumah tangga tetap menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini menunjukkan peran penting konsumsi domestik dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Tentu kalau kita bandingkan, negara kita dibandingkan negara lain. Secara relatif angka itu pun tinggi, dan kontribusinya pun masih dominan, konsumsi masih 54,53 persen dari total PDB," ungkap.
"Nah konsumsi ini tentu kemarin kita didorong oleh bulan Ramadan, Idul Fitri, dan kegiatan mobilitas dari masyarakat. termasuk juga kegiatan-kegiatan di hotel, restoran, dan cafe," ujar Airlangga.
Penutup: Dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih kuat, pemerintah optimis dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Namun, tetap diperlukan kebijakan yang tepat untuk mendorong sektor-sektor lain agar dapat tumbuh lebih cepat dan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait