Bertemu Eks Napi Terorisme, Begini Pesan La Nyalla Kepada Mereka

Tim iNews
Pertemuan Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti dengan delapan eks Napi Terorisme dikantor Kadin Jawa Timur, Sabtu (19/2/2022). Foto: Istimewa

DEPOK, iNews.id - Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti berpesan kepada delapan eks narapidana (Napi) kasus tindak pidana terorisme agar berbakti kepada bangsa dan negara, serta membela kepentingan rakyat.

Keterangan yang dihimpun, Minggu (20/2/2022),  menyebutkan, pesan itu disampaikan La Nyala saat bertemu kedelapan eks Napi terorisme tersebut di kantor Kadin Jawa Timur, Sabtu (19/2/2022), di sela-sela kegiatan reses di provinsi tersebut. 

Kedelapan eks Napi terorisme yang hadir adalah Parippung Dhani (kasus Mujahiddin Indonesia Timur Poso), Eko Kristanto (penyerangan polisi di Lamongan), Imam Bahri (bom Surabaya 2018), Suhendrik (pegiat Medsos terorisme), M Muhiddin (pejuang Suriah), Priyo Hadi Purnomo (peledakan serentak kantor polisi di Surabaya pada 2016), Arif Fatoni (pejuang Suriah) dan Miftachul Munif (Amir JAD Surabaya).

"Kalian dihukum karena memang tindakan kalian keliru. Ada hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa kalian. Sekarang saatnya kalian berbakti bagi bangsa dan negara. Salah satunya dengan membela kepentingan rakyat," katanya.

Mantan ketua umum PSSI ini mengakui, ia selalu memposisikan diri pada kebenaran dan keberpihakan untuk rakyat. Dan kebenaran, menurut dia, bisa disalahkan, tetapi tak bisa dikalahkan.

"Komitmen saya adalah keberpihakan pada kebenaran," tegas La Nyalla.

Senator asal Jawa Timur itu mengungkap kalau Indonesia saat ini menghadapi sejumlah masalah. Untuk itu, ia mengajak eks Napi terorisme untuk ikut ambil bagian dalam membangun bangsa.

"Jangan lagi kalian berkecimpung dalam kegiatan terorisme. Berjuang itu boleh, (tetapi) di jalan kebenaran. Allah akan mencatat nama kita ketika kita berjuang untuk kepentingan rakyat," tegasnya.

Dalam kesempatan ini, La Nyalla memaparkan kinerjanya sebagai Ketua DPD RI. Ia juga menjelaskan fungsi DPD RI dalam mengawal kepentingan rakyat. 

"DPD RI memiliki fungsi pengawasan. Maka, saya tak mau main-main dalam melakukan pengawasan. Kita harus bekerja dari hati untuk rakyat. Ini yang namanya berjuang atas nama Allah, bukan jadi teroris," jelasnya.

La Nyalla mengingatkan bahwa eks Napi terorisme juga tetap bisa berkontribusi dengan baik untuk bangsa dan negara, dan ia berniat untuk memberdayakan mereka sesuai bidang dan keahliannya, demi ikut membangun bangsa.

"Keahlian kalian jangan lagi dipakai untuk ngebom, tapi untuk membangun bangsa dan negara. Saya siap fasilitasi," katanya. 

Meski demikian, La Nyalla mengatakan, sebelum rencana itu dilaksanakan, ia ingin para eks Napi terorisme itu terlebih dahulu mengikuti pelatihan di Kadin Institute, dan setelah baru akan ia fasilitasi untuk pembukaan usaha. 

Menanggapi hal itu, aktivis Tionghoa Liues Sungkharisma mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh La Nyalla tersebut, karena ini menunjukkan bahwa La Nyalla merupakan tipe pemimpin yang merangkul dan mengayomi semua kalangan demi terciptanya kejayaan bangsa. 

"Kalau kita bicara tentang eks Napi, image dan persepsi orang pasti sudah kemana-mana, karena kata "Napi" mengandung makna yang kurang baik, yakni sesuatu yang terkait dengan kejahatan. Apalagi kalau yang ditemui adalah eks Napi terorisme," kata Lieus melalui telepon, Minggu (20/2/2022). 

Namun, menurut koordinator Komunitas Tionghoa Anti-Korupsi (KomTak) ini, La Nyalla agaknya tidak terlalu memusingkan soal persepsi atau pendapat orang, karena dia memiliki niat baik, tujuan yang baik, yakni ingin memberdayakan para eks Napi terorisme agar mereka tidak lagi melakukan hal-hal yang merugikan orang lain, termasuk agamanya (Islam), dan sebaliknya, berbuat demi bangsa, negara dan juga kepentingan masyarakat. 

"Ini yang saya puji dari La Nyalla, dan sangat jelas bahwa dalam darahnya juga mengalir jiwa nasionalis yang amat kental. Saya salut," kata Lieus sambil mengatakan bahwa dia memberi dua jempol untuk La Nyalla. 

Pendamping eks Napi terorisme, Sofi, menjelaskan, kedelapan eks Napi terorisme yang hadir dalam pertemuan dengan La Nyalla ini tinggal tersebar di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. 

"Di seluruh Jawa Timur ada 180 eks narapidana terorisme, tetapi yang sudah kembali ke pangkuan NKRI sebanyak 160 orang, termasuk mereka ini," katanya.

Para eks Napi terorisme ini tergabung dalam sebuah yayasan bernama Fajar Ikhwan Sejahtera, hasil kerja sama dengan PT Perhutani di Pacet. 

"Para eks narapidana ini menanam kopi di sana. Kami ada lahan seluas 58 hektar dan memiliki 50 ribu bibit kopi, tapi baru ditanam 7-8 ribu bibit," katanya.
 

Editor : Rohman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network