JAKARTA, iNewsDepok.id - Tahun 2024 akan menjadi tahun yang penuh peluang dan tantangan bagi industri properti. Pelaku pasar perlu beradaptasi dengan tren yang berkembang dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.
Bertempat di kantornya di IDX Building, Tower 2, Lantai 22, Jl. Jend Sudirman Kav 52-53, Jakarta, JLL Indonesia pada Rabu, 28 Februari 2024 menggelar Media Briefing Jakarta Property Market Update dan Indonesia Hotels Market Update pada kuartal 4 tahun 2023.
JLL, perusahaan real estat komersial dan manajemen investasi terkemuka di dunia, adalah merek dan logo terdaftar dari Jones Lang LaSalle Incorporated.
Dalam kesempatan ini, Yunus Karim selaku Head of Research JLL Indonesia mengatakan, tahun 2023 diakhiri dengan tingkat hunian perkantoran yang masih tergolong stabil, yaitu di angka 70% untuk Kawasan CBD dan 71% untuk Kawasan Non-CBD.
"Melanjutkan tema dan tren pada sebelumnya, permintaan yang relatif masih terbatas dan perpindahan tenant menuju gedung yang lebih baru dengan kualitas yang lebih baik, masih banyak ditemukan pada 2023. Tingkat hunian untuk pusat perbelanjaan relatif stabil di angka 88% mengingat tidak ada pengembangan baru pusat perbelanjaan di Jakarta," jelas Yunus.
Menurutnya, tahun 2023 menjadi tahun dimana beberapa merek internasional baru cukup aktif di berbagai sektor, termasuk makanan, minuman, kecantikan, dan fast fashion.
"Harga sewa pusat perbelanjaan menengah keatas juga masih mengalami pertumbuhan yang baik sebesar 3% pada tahun 2023. Pasar kondominium mengalami penurunan penjualan pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan peluncuran proyek baru yang lebih sedikit, hanya dua proyek, dan sebagian besar pembeli yang masih melakukan wait-and-see. Di tahun 2024, meskipun secara umum aktivitas masih terbatas, namun diperkirakan pengembang masih melihat peluang untuk meluncurkan produk mereka dengan penuh pertimbangan," papar Yunus.
Ditambahkan Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia, sepanjang tahun 2023, mereka mengamati pencarian ruang perkantoran masih terus aktif, terutama di gedung-gedung yang lebih baru dan memiliki kualitas yang lebih baik di Kawasan CBD.
"Beberapa perusahaan menerapkan strategi penghematan biaya untuk tetap merumuskan formula yang tepat dalam menentukan besaran kebutuhan ruang perkantoran mereka sebagai salah satu tren lanjutan dari tahun sebelumnya. Dengan permintaan yang relatif masih terbatas, pemilik gedung menerapkan strategi untuk tetap kompetitif, baik untuk mempertahankan maupun menaikkan tingkat hunian mereka. Pada tahun 2023, situasi ini secara umum membuat harga sewa masih tetap tertekan, meskipun beberapa gedung yang memiliki kualitas lebih baik, tersertifikasi sebagai bangunan hijau, dan memiliki tingkat hunian diatas rata-rata pasar mulai mempertahankan harga sewa mereka," ungkap Angela.
Sementara Vivin Harsanto selaku Head of Advisory JLL Indonesia mengungkap, sektor rumah tapak bertahan menjadi sektor yang stabil memiliki performa positif, terindikasi dari para pengembang yang terus meluncurkan produk-produk baru, juga kawasan perumahan skala besar baru di Bogor dan Tangerang.
“Selain itu, pengembang asing juga aktif mencari kesempatan untuk bermitra dengan pengembang lokal yang sudah memiliki lahan siap bangun. Dampak positif dari insentif pemerintah yang dikeluarkan oleh pemerintah perihal keringanan pajak bersyarat, cukup terlihat dari peningkatan pasokan baru dan penjualan rumah tapak di semester kedua yang tumbuh pesat. Untuk menanggapi permintaan dan kompetisi pasar, para pengembang mencoba menawarkan konsep-konsep baru, metode pembayaran uang muka yang mudah, dan produk-produk dengan harga terjangkau,” jelas Vivin.
Hadir secara online, Julien Naouri - Senior Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group yang mengatakan bahwa Indonesia mencatatkan volume investasi hotel tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2023 berkat kepercayaan investor terhadap fondasi sektor yang kuat, minat, dan momentum yang berkelanjutan di tahun 2024.
Adapun untuk sektor pergudangan, Farazia Basarah, Country Head and Head of Logistics & Industrial JLL Indonesia menyebut, dengan adanya dua penyelesaian proyek baru di Cikarang dan Depok, kini total pasokan pergudangan modern di Jabodetabek hampir mencapai 2,7 juta meter persegi. “Pasokan ini disertai dengan tingkat hunian yang terpantau terus sehat sejak pandemi, di level 90% untuk triwulan keempat. Permintaan mencapai lebih dari 150 ribu meter persegi, mendominasi di wilayah Bekasi dan Cikarang. Namun, persaingan diperkirakan akan semakin ketat di 2 (dua) tahun mendatang terutama untuk area Cikarang dengan total penambahan sekitar 200 ribu meter persegi. Pengembangan gudang multi fungsi, sebagai fasilitas penyimpanan dan area perakitan, atau retrofit untuk memenuhi kebutuhan spesifik calon penyewa, juga fleksibilitas komersial dalam paket pembayaran dan harga sewa dasar adalah beberapa contoh bentuk adaptasi yang dilakukan oleh para pengembang untuk menarik tenant baru,” urainya.
Perekonomian Indonesia telah menunjukkan ketahanan dalam pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 dengan tingkat investasi asing yang menunjukkan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya yang didominasi oleh sektor manufaktur, dinilai optimis akan tetap stabil pada tahun 2024.
Minat investor terhadap Indonesia, tidak hanya Jakarta tetapi juga luar kota, terus meningkat didukung oleh pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas di dalam negeri. Permintaan juga terlihat pada sektor properti, dengan gudang modem, lahan industri, dan rumah tapak menjadi sektor yang paling diminati pada triwulan keempat.
Sementara itu, sektor terkait gaya hidup dan hiburan juga meningkat, terlihat dari keaktifan pengembang yang bermitra meluncurkan produk-produk komersial baru dan bertambahnya tenant hiburan.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait