JAKARTA, iNews.id - Saat ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang memantau 69 gunung api di Indonesia dan 11 di antaranya mengalami erupsi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono saat konferensi pers: Kondisi Terkini Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Rabu (9/2/2022).
“Ini termasuk Gunung Sinabung, Gunung Kerinci, Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Dieng, Gunung Semeru, Gunung Ili Lewotolok, Gunung Iliwerung, Gunung Sirung, Gunung Ibu, serta Gunung Dukono,” kata Eko Budi.
Eko mengatakan erupsi gunung api selain menimbulkan bahaya primer ini berupa jatuhan piroklastik ataupun aliran piroklastik juga berpotensi disertai oleh bahaya ikutan yang mungkin timbul seperti terjadinya tsunami.
Menurut Eko, saat ini terdapat 9 gunung api yang berpotensi membangkitkan tsunami jika terjadi erupsi.
Sembilan gunung tersebut di antaranya Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat, Gunung Iliwerung ini di Nusa Tenggara Timur.
Kemudian, Gunung Rokatenda di NTT, juga Nusa Tenggara Timur Utara Floresya, lalu Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Gunung Awu di Sulawesi Utara, Gunung Gamkonora di Maluku Utara, Gunung Teon di Maluku, dan Gunung Gamalama di Ternate Maluku Utara,
Eko mengatakan sejarah mencatat korelasi erupsi gunung api dengan terjadinya tsunami, yakni terjadi kejadian yang paling baru adalah erupsi Gunung Anak Krakatau itu pada 2018, yang sebelumnya tercatat kejadian pada tahun 1883.
“Kejadian lainnya, ini maksudnya gunung api yang menimbulkan tsunami itu seperti erupsi Gunung Tambora tahun 1815, kemudian Iliwerung Hoba tahun 1973, tahun 1979 dan tahun 1983,” paparnya.
Selain itu, Gunung Rokatenda tahun 1928, Gamkonora tahun 1673, dan Gunung Api Ruang pada tahun 1871,” pungkas Eko.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait