JAKARTA, iNewsDepok.id - Mustofa Nahrawardaya, Juru Bicara Timnas AMIN, menyatakan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah bermasalah sejak awal, terutama terkait dengan pasangan calon (paslon) 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Mustofa menyoroti maraknya kejanggalan data di Sirekap KPU yang tidak sesuai dengan hasil penghitungan KPPS. Ia mengemukakan bahwa hampir 95% kertas suara sebelum digunakan telah dicoblos untuk paslon 02.
"Hampir semua kasus, kertas suara sebelum digunakan pemilih sudah dicoblos ke 02, kebanyakan hampir 95%. Artinya, pelaku ini tidak mungkin memiliki inisiatif kenapa harus 02 yang dicoblos, kenapa tidak 01 yang dicoblos biar Amin menang," kata Mustofa dalam diskusi bersama 'Sindo Prime' pada hari Sabtu (17/2/2024).
Ia menilai bahwa Pemilu 2024 telah bermasalah sejak awal dari paslon 02. Hal ini terlihat dari proses pencalonan Gibran Rakabuming hingga putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kalau dari saya, pemilu kan dari awal memang sudah bermasalah. Mas Juri tidak perlu tersinggung. 01-03 menjadi korban seolah-olah 02 pelaku, sebenarnya itu perasaan, karena memang dari awal pemilu ini bermasalah dari 02, mulai dari Gibran, MK, presiden dan seterusnya ikut bansos," ujarnya.
Oleh karena itu, Mustofa menilai bahwa kubu 02 tidak perlu merasa dikambing hitamkan. Menurutnya, sejak awal Pemilu 2024 tidak memiliki marwah dan etika.
"Jadi kalau kemudian ada anggapan 02 dikambing hitamkan, ya tidak perlu begitu, karena memang dari awal pemilu tidak memiliki marwah. Ketika pemilu tidak memiliki etika, maka selanjutnya mungkin pelakunya dari kelompok yang sama," pungkasnya.
Menanggapi pernyataan Mustofa, Jubir TKN Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro, meminta agar seluruh anggapan adanya dugaan kecurangan dibuktikan satu per satu.
"Mari kita seluruh proses yang kita anggap ada dugaan kecurangan kita buktikan saja satu persatu, sehingga tidak menggeneralisasi satu kejadian dengan kejadian yang lain kemudian menyimpulkan dengan serampangan," imbuhnya.
"Jadi saya sih ingin kita adu fakta saja, kita buktikan saja siapa pelakunya, supaya tidak kemudian di-framing ini kelakuan pendukung 02," jelasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait