Satelit ini menempuh jarak sekitar 1,5 juta kilometer (930.000 mil) selama rentang waktu empat bulan, hanya sebagian kecil dari jarak Bumi-Matahari yang mencapai 150 juta kilometer (93 juta mil).
Dinamakan berdasarkan kata dalam bahasa Hindi yang berarti matahari, misi ini mengikuti pencapaian India baru-baru ini sebagai negara pertama yang berhasil mendarat di kutub selatan bulan, dengan misi Chandrayaan-3 pada Agustus tahun lalu.
Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini bertujuan untuk mendapatkan wawasan tentang dampak radiasi matahari terhadap peningkatan jumlah satelit di orbit, dengan fokus khusus pada fenomena yang mempengaruhi usaha seperti jaringan komunikasi Starlink milik Elon Musk.
“Peristiwa hari ini hanya menempatkan Aditya-L1 di orbit Halo yang tepat… Banyak orang tertarik untuk memahami efek ini. Jadi kami menantikan banyak hasil ilmiah dalam beberapa hari mendatang. Setidaknya lima tahun masa pakai terjamin jika bahan bakar tidak ada di satelit,” kata Ketua ISRO S Somanath kepada wartawan di India.
“Kita tentu perlu mengetahui lebih banyak tentang matahari, karena matahari mengendalikan cuaca luar angkasa,” Manish Purohit, mantan ilmuwan ISRO, sebagaimana dikutip dari Reuters. Orbit bumi yang rendah akan menjadi “sangat” ramai di tahun-tahun mendatang.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait