Selain itu, Allianz Group yang diakui sebagai sustainable insurer berdasarkan Dow Jones Sustainability Index 2023 juga memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan (sustainability) dengan menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hal ini karena bisnis asuransi bersifat jangka panjang dan fokus pada masa depan.
“Dalam menjalankan proses bisnisnya, Allianz Indonesia mengedepankan upaya penyelarasan aspek ESG yang mengarah pada cakupan keseimbangan kinerja 3P (People, Planet, dan Profit). Pendekatan ini tidak sekadar menitikberatkan pada aspek profit semata, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan,” ujar Ni Made.
Dari sisi lingkungan, Allianz Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif kepedulian terhadap lingkungan dan menjaga masa depan.
Penanaman mangrove, mengumpulkan dan memilah sampah, pembuatan eco-enzyme, upaya penghematan energi dan penggunaan energi terbarukan, sampai dengan meningkatkan layanan berbasis digital untuk mengurangi pemakaian kertas.
Kemudian dari sisi dampak sosial, Allianz melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat tentang keuangan dan asuransi.
Allianz juga telah melakukan beberapa program pemberdayaan untuk para pelaku UMKM, dan pelaku UMKM penyandang disabilitas agar dapat lebih mengembangkan usahanya.
Dalam menjalankan operasional bisnis, Allianz mengimplementasikan good corporate governance, untuk memastikan proses yang berlangsung di Allianz Indonesia telah sesuai dengan peraturan dan menjadi budaya dalam kegiatan sehari-hari karyawan.
Contohnya adalah penetapan kebijakan dan protokol anti-fraud, komunikasi internal, serta pelatihan karyawan yang komprehensif dengan cara yang menyenangkan.
Di tahun 2024, volatilitas ekonomi global masih akan berlanjut, namun ada optimisme pada kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, walaupun akan sedikit melambat.
Kondisi pasar akan mempengaruhi kinerja investasi, hal ini akan berimbas juga ke kinerja subdana asuransi jiwa unit link. Masyarakat pun akan semakin cermat dalam memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dimana produk asuransi jiwa unit link masih tetap diminati karena karakteristik produknya menawarkan perlindungan yang dapat dilengkapi dengan berbagai manfaat tambahan dan fleksibilitas, namun pergeseran minat masyarakat ke asuransi tradisional juga terjadi.
Lalu berbagai lapisan masyarakat yang ada di Indonesia memiliki kebutuhan akan perlindungannya masing-masing, dan banyak sekali lapisan masyarakat yang belum terlindungi asuransi. Sehingga untuk dapat menjangkau dan memberikan layanan ke berbagai lapisan tersebut, tentunya pelaku asuransi harus melakukan inovasi dan ragam solusi serta layanan.
Di sisi lain, jumlah generasi muda yang kian bertumbuh menjadi peluang bagi industri asuransi. Masyarakat yang lebih muda memiliki karakteristik yang lebih dinamis, senang dengan hal yang mudah dan cepat, serta sangat piawai dengan penggunaan digital.
Oleh karena itu, pelaku asuransi perlu menyediakan solusi dan layanan yang inklusif serta memberikan kemudahan.
Kemudian perkembangan ekonomi syariah dan halal lifestyle juga menjadi latar belakang terciptanya permintaan pasar terhadap asuransi syariah, yang menawarkan nilai-nilai universal dan saling berbagi kebaikan antar sesama.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait