Rombongan dari Kemenparekraf dengan dewan juri terdiri dari Fathul Yadi dan Mangku Nyoman Kandia, mengunjungi lokasi-lokasi yang menjadi kategori penilaian.
Kegiatan visitasi sendiri juga menjadi ajang promosi bagi 75 besar Desa Wisata ADWI untuk meningkatkan jumlah kunjungan sekaligus meningkatkan omzet penjualan produk ekonomi kreatif lokal.
"Rinding Allo ini budaya dan pemandangannya luar biasa tinggal bagaimana mengemasnya untuk disebarluaskan. Banyak yang positif di sini, sehingga calon wisatawan bisa diajak tinggal di sini berdampingan dengan masyarakat, seperti di Wae Rebo," ungkapnya.
Indra melanjutkan, produk-produk khas yang ada di Rinding Allo ini sudah sangat bagus, seperti tenun Rongkong, tinggal bagaimana menjaga semangat masyarakat agar terus mengembangkannya.
"Nah ini yang terpenting, apalagi saya lihat di sini banyak anak mudanya, ini yang perlu diperhatikan lagi agar tetap bisa menjaga budaya yang telah ada di sini," tuturnya.
Indra mengungkapkan, wisata dan budaya-budaya yang ada di Indonesia itu sebenarnya standar dunia, makanya ingin dijadikan kelas dunia. Sesuai dengan tema ADWI 2023 "Pariwisata Berkelas Dunia Untuk Indonesia Bangkit".
"Jangan karena labelnya "desa" jadinya minder, padahal kan tidak, punya pemandangan yang indah seperti di desa begini masa minder," pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait