Untuk mengatasi masalah ini, Darmono menyarankan solusinya bukan dengan memaksa generasi muda, melainkan dengan menyediakan pekerjaan yang sesuai dengan minat mereka yang masih terkait dengan kelapa sawit, melalui kemajuan teknologi informasi dan digitalisasi.
Dia menekankan bahwa jika generasi milenial enggan bekerja keras di perkebunan, solusinya di masa depan adalah mengembangkan teknologi mekanisasi aplikasi. Darmono menilai bahwa langkah ini diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan berat seperti pemupukan, pemanenan, dan pengangkutan buah.
Diketahui, luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 14,99 juta hektar pada tahun 2022, meningkat 2,49% dari tahun sebelumnya.
Sektor kelapa sawit mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi 16 juta tenaga kerja secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memastikan keberlanjutan sektor sawit di Indonesia, SDM Unggul memegang peran penting dalam meningkatkan kompetensi dan kapasitas para pekebun.
Darmono berharap bahwa dengan mekanisasi aplikasi, cita-cita mewujudkan kelapa sawit yang berkelanjutan dari hulu ke hilir dapat tercapai.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait