Bila Xinyi Glass Gagal Investasi di Pulau Rempang, Adakah Kerugiannya Bagi Indonesia?

Kartika
Salah satu investor yang akan mendirikan pabrik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, adalah Xinyi Glass Holdings Ltd. Foto peta Pulau Rempang, Ist

JAKARTA, iNewsDepok.id - Salah satu investor yang akan mendirikan pabrik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, adalah Xinyi Glass Holdings Ltd. Produsen kaca dan panel surya asal China ini akan mendirikan pabrik kaca di Pulau Rempang dengan nilai investasi sebesar Rp175 triliun.

Rempang Eco City sendiri memiliki rencana memberikan eskalasi bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan warga Rempang - Galang.

Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan akan ada banyak dampak positif yang diterima masyarakat yang bermukim di kawasan Barelang hingga Indonesia pada skala yang lebih besar jika investasi ini berjalan.

Pertumbuhan realisasi investasi akan diimbangi dengan keterlibatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kemitraan strategis antara perusahaan besar dengan UMKM akan terus dikembangkan, sehingga investasi yang masuk ke daerah akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pembangunan dan ekonomi rakyat.

Menurut Tuty, UMKM akan sangat hidup. Semua proses ini akan melibatkan UMKM. Contoh simpel usaha bahan pokok dan makanan, yang akan menyediakan adalah tentu masyarakat di sana yang bisa ambil peran.

“Pekerja tak perlu jauh ke Batam. UMKM bisa masuk dalam rantai pasok global agar meningkatkan peluang UMKM kita bisa naik kelas,” kata Tuty, dalam keterangan tertulis pada Sabtu (23/9/2023).

Namun, hingga saat ini proses pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City masih berjalan alot. Warga Kampung Tua, Pasir Panjang di Pulau Rempang menolak untuk direlokasi.

Di tengah polemik pengembangan Pulau Rempang ini, timbul pertanyaan adakah kerugiannya bagi Indonesia bila Xinyi Glass Holding Ltd., mengurungkan niat berinvestasi?

Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution, Ronny P Sasmita menjelaskan investasi adalah salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi yang sangat diharapkan pemerintah saat ini, karena memiliki multiplayer effect terhadap pembukaan lapangan pekerjaan dan imbas ekonomi lainnya ke sektor lain.

“Dari sisi pertumbuhan ekonomi, investasi termasuk salah satu kontributor pertumbuhan yang diharapkan. Terlebih ekonomi global saat ini masih menunjukkan pelemahan," ujar Ronny di Jakarta, pada Jumat (22/9/2023).

Menurut Ronny, investasi menjadi salah satu harapan pemerintah untuk bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman krisis global saat ini.

“Harapan utama untuk pertumbuhan ekonomi saat ini hanya dua, yakni belanja pemerintah dan investasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, menurut Ronny, Indonesia akan rugi besar jika perusahaan China Xinyi Group batal berinvestasi di Pulau Rempang.

“Pastinya akan rugi besar jika Xinyi Glass Holding gagal berinvestasi di Indonesia. Sebab jika terealisasi investasinya, maka ada lapangan pekerjaan, transfer teknologi dan nilai tambah komoditas mentah kita pasir kuarsa dan bagus untuk perekonomian Indonesia. Kerugiannya ya kita kehilangan itu,” ucap dia.

Investasi di Pulau Rempang, kata Ronny, memberikan kesempatan peningkatan kualitas SDM, serta terciptanya peluang ekonomi baru bagi masyarakat Rempang.

“Pengembangan Rempang artinya ada pengembangan daerah, pembangunan fasilitas publik, lapangan pekerjaan, kesempatan peningkatan kualitas SDM masyarakat, peluang ekonomi bagi masyarakat karena akan ada tenaga kerja baru di sana yang berpenghasilan, mereka akan berbelanja, berkeluarga, permintaan baru akan terbentuk dan peluang usaha baru bagi masyarakat,” ujarnya.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network