Kisah Inspiratif: Dyana Arum, Putri Petani Jadi Wisudawan Termuda Universitas Negeri Yogyakarta

Sazili Mustofa
Dyana Arum Nugraini, S.Tr.T, yang menjadi lulusan termuda karena berhasil meraih gelar sarjana terapannya pada usia 21 tahun 1 bulan. Foto: Dok UNY

YOGYAKARTA, iNews.id - Wisuda UNY pada awal September lalu masih mengingatkan kita pada sebuah cerita menarik. Salah satunya adalah cerita Dyana Arum Nugraini, S.Tr.T, yang menjadi lulusan termuda karena berhasil meraih gelar sarjana terapannya pada usia 21 tahun 1 bulan.

Dyana, yang lahir di Sleman pada tanggal 12 Agustus 2002, adalah seorang mahasiswa D4 Teknik Otomotif di Fakultas Vokasi UNY sejak tahun 2019.

"Saya memulai pendidikan di tingkat SMK pada tahun 2016, ketika saya baru berusia 13 tahun," kata Dyana, dilansir laman resmi Universitas Negeri Yogyakarta, Selasa (12/9/2023).

Sebagai alumni SMKN 2 Yogyakarta dengan jurusan Sipil, Dyana mengungkapkan bahwa dia sudah mulai bersekolah di TK pada usia 4 tahun, yang cukup muda. Walaupun hanya bersekolah di TK selama 8 bulan, Dyana kemudian melanjutkan pendidikannya di tingkat SD.

"Awalnya, orang tua saya ragu untuk memasukkan saya ke SD karena saya masih terbilang cukup muda, dan mereka khawatir saya tidak akan mampu mengikuti proses pembelajaran di kelas. Namun, seiring berjalannya waktu, saya berhasil menangkap materi dengan baik, sehingga saya dapat naik ke tingkat berikutnya," ungkapnya.

Dyana adalah anak kedua dari dua bersaudara dan memiliki ketertarikan khusus pada jurusan otomotif. Ketertarikan ini muncul setelah melihat kakak laki-lakinya yang kuliah di jurusan otomotif. Kegiatan seperti membongkar mesin motor, memasangnya, dan sejenisnya sangat mengasyikkan baginya.

Dari sini, muncul motivasi besar bagi Dyana untuk belajar dengan tekun agar bisa diterima di perguruan tinggi.

"Saat saya berada di kelas 3 SMK, saya mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi," katanya.

Setelah lulus dari SMK, Dyana mencari informasi tentang pendaftaran kuliah di UNY karena ia sangat tertarik dengan pembelajaran praktik. Oleh karena itu, ia memilih program studi D4 Teknik Otomotif.

"Saya tidak hanya meminta doa dari orang tua, tetapi saya juga terus belajar agar bisa diterima di UNY," tambahnya.

Pada tahun 2019, UNY membuka jalur mandiri untuk program D4, sehingga Dyana fokus untuk belajar dan mengikuti ujian mandiri.

"Yang saya tanamkan dalam diri saya sebelum mengikuti ujian adalah penting untuk mencoba dan memberikan usaha maksimal," ucapnya. Akhirnya, Dyana berhasil diterima sebagai mahasiswa baru di UNY.

Selama proses orientasi di jurusan Otomotif D4 tahun 2019, yang mayoritas mahasiswanya adalah laki-laki dan perempuan menjadi minoritas, Dyana merasa nyaman karena latar belakang pendidikannya di SMK membuatnya dapat beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan baru.

"Selama perkuliahan berjalan, saya merasa sangat dibantu oleh teman-teman sekelas. Mereka memberikan dukungan, bantuan, dan bahkan mengajar saya materi-materi yang belum saya pahami. Penjelasan dari dosen dan teman-teman membuat saya lebih mudah memahami materi dan mengerjakan tugas-tugas," jelasnya.

Dyana mulai menekuni mata pelajaran yang menjadi keahliannya di bidang otomotif sejak semester pertama. Jika ada hal yang tidak dia pahami, dia selalu bertanya kepada teman-teman maupun dosen.

Selama pandemi COVID-19, ketika pembelajaran dilakukan secara daring, Dyana menggunakan waktu senggangnya untuk bekerja paruh waktu.

"Saya menjalani kuliah sambil bekerja selama 1 tahun," katanya.

Pada tahun 2021, Dyana juga bergabung dengan organisasi himpunan mahasiswa periode kepengurusan tahun 2021 - 2022. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan soft skill, memperluas jaringan, dan belajar tentang tanggung jawab.

Pada tahun yang sama, Dyana juga mengikuti proyek kelas yang melibatkan 20 orang mahasiswa lainnya dengan bimbingan Moch. Solikin M.Kes., seorang dosen. 

Proyek ini bertujuan untuk membuat mobil listrik yang akan menjadi Tugas Akhir Skripsi mereka. Kedua kegiatan ini menuntut Dyana untuk mengelola waktu dengan baik agar semua tugas dapat diselesaikan dengan maksimal.

Sebagai anak dari pasangan Tumidi dan Woro Supeni yang berprofesi sebagai petani, Dyana juga mengikuti magang MSIB di PT. INKA (Persero) Madiun. 

Dia menyatakan bahwa pengalaman magang di sana memberinya banyak pengetahuan, keterampilan, dan peluang untuk membangun relasi baru.

Fasilitas yang memadai, mentor-mentor berpengalaman, dan proyek-proyek yang diberikan kepada mahasiswa sangat membantu dalam pengembangan mereka dan mempersiapkan mereka untuk dunia kerja. Selain itu, pelatihan soft skill bela negara yang diselenggarakan oleh perusahaan juga membantu dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan dan kerja sama tim. Adanya disiplin seperti apel pagi dan sore juga membantu meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja.

"Selama magang, saya juga mulai mengerjakan skripsi. Bisa magang di PT. INKA (Persero) adalah pengalaman luar biasa yang tidak akan saya lupakan," kata Dyana.

Selain di PT. INKA (Persero), Dyana juga memanfaatkan waktu untuk magang MSIB di PT Astra International Tbk, Sunter, Jakarta Utara selama 5 bulan. Di perusahaan ini, Dyana mendapatkan banyak pengalaman dalam pengembangan keterampilan melalui pelatihan, proyek-proyek yang diberikan, materi yang diajarkan, dan ilmu sosial.

"Saya berinteraksi dengan banyak orang baru yang memberikan saya pelajaran untuk terus berkembang dan berproses. Saya juga diberi kesempatan untuk berinovasi bagi perusahaan, jadi saya benar-benar memanfa

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network