JAKARTA, iNewsDepok.id – Perempuan jadi faktor kunci dalam menyelamatkan lingkungan terkait perubahan iklim dan masalah sampah.
Di seluruh dunia, perempuan adalah pengasuh utama dan penyedia makanan. Ini membuat mereka lebih sensitif terhadap
Demikian pandangan Eurekawoman, sebuah pusat komunitas pemberdayaan perempuan yang memiliki misi agar perempuan bisa mandiri berdaya serta saling menginspirasi satu sama lainnya.
Eurekawoman mengadakan acara Nonton Bareng Film The Last Breath pada Jumat, 18 Agustus dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 serta merayakan Hari Orang Utan Sedunia.
Film The Last Breath yang diputar untuk Nonton Bareng merupakan sebuah film dokumenter yang diproduseri oleh LSM Satya Bumi, WALHI Sumut dan Green Justice Indonesia.
“Dengan menonton film ini, kami yakin makin banyak perempuan memahami pentingnya peranannya dalam menjaga keanekaragaman hayati termasuk peran untuk mengedukasi dan melakukan advokasi, tidak hanya berkutat pada urusan domestik semata,” kata Myrna Soeryo.
”Perempuan memiliki peran yang sangat krusial dalam keluarganya untuk mengedukasi keluarga dan lingkungan terdekatnya mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup,” ucap Myrna Soeryo, Founder dan Direktur Utama dari Eurekawomen.
Menurut hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk perempuan Indonesia sebanyak 133,54 juta orang atau 49,42 persen dari total penduduk Indonesia. Dengan jumlah yang besar, tentunya perempuan bisa menjadi agen perubahan untuk sekitarnya, termasuk untuk pengelolaan sumber daya alam maupun lingkungan hidup.
Kristofer Alexander, pendidik dan pemerhati isu perempuan dan anak dalam acara yang sama menyatakan peran perempuan sangatlah dekat dengan banyak masalah pencemaran lingkungan seperti sampah rumah tangga.
Aisah Syabaniati, Direktur usaha eco-living sekaligus finalis Eurekawomen Self-Positivity menambahkan perempuan harus didorong untuk berani bersuara mengangkat isu-isu lingkungan hidup.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait