Ini Saran Rektor Universitas Indonesia untuk Capai Target Investasi Rp1.200 T Tahun 2022

TIm iNews
Rektor UI, Prof Ari Kuncoro. Foto: Sindonews

DEPOK, iNews.id –  Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi 2022 sebesar 1.200 triliun rupiah. Target ini bertujuan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

Rektor dan Ekonom Senior Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro mengatakan, semula pertumbuhan investasi di Indonesia mampu mencapai di atas 5 persen. Namun, situasi tersebut seketika terganggu karena menurunnya mobilitas selama pandemi.

“Maka, sudah saatnya bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan investasi dan menunjukkan kembali posisi di dalam rantai pasokan dunia pada 2022,” jelasnya, Jumat (31/12/2021).

Menurut Ari Kuncoro, ada 4 faktor pendorong untuk mengejar target  Rp1.200T, yakni banyaknya proyek investasi sudah memulai tahapan realisasi, adanya rencana investasi yang belum terealisasikan sejak 2008 mencapai Rp2.000 triliun, lebih dari 100 perusahaan menerima fasilitas perpajakan dari pemerintah berbentuk tax allowance dan tax holiday, hingga proyek mangkrak senilai Rp708 triliun sejak November 2019 yang sudah mulai terealisasi sebesar Rp560 triliun.

“Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk kelas menengah yang banyak. Dengan begitu, seharusnya Indonesia mampu memegang peran sebagai eksportir sehingga tidak hanya menjadi target pasar,” ungkapnya.

Ari optimis Indonesia mampu mencapai target investasi Rp1.200T karena melihat belum banyaknya alternatif di dunia. Ia mengingatkan, “Perlu ada harmonisasi investasi di seluruh daerah melalui beragam pendekatan.”

BACA JUGA:

Prestasi Membanggakan Universitas Indonesia Sepanjang Tahun 2021

Menurut Ari, pemerintah dan investor perlu mengamati tren terbaru, misalnya peluang rantai pasokan berada dekat dengan produsen produk akhir, peralihan ke energi yang lebih ramah lingkungan, pendirian industri kesehatan di dalam negeri, dan perubahan pola permintaan penduduk di berbagai sektor.

“Sebaiknya, Indonesia mengawal seutuhnya dari hulu ke hilir. Saat perusahaan besar masuk, tentu mereka butuh support industry dari perusahaan menengah. Bahkan, kita dapat mengaitkannya dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) karena beberapa dari mereka memiliki kemampuan sebagai supplier bagi perusahaan lain di jalur rantai pasokannya,” papar Ari.

Editor : Ikawati

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network