Potret Mudik Lebaran Era 1990-an, Berdesak-desakan Masuk Kendaraan Demi Bisa Pulang Kampung

Tama
Suasana mudik tahun 1990-an. Foto: Youtube/RCTI Files

KEBUMEN, iNewsDepok.id - Momen mudik lebaran atau Idulfitri sangat dinantikan semua orang yang sedang merantau ke kota-kota besar di Indonesia. Bagi yang menggunakan jasa transportasi umum, tak masalah untuk berdesak-desakkan demi bisa kembali ke kampung halaman.

Mudik dan Idulfitri bisa dikatakan sebagai dua hal yang tak dapat dipisahkan yang sudah begitu lama menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia usai Ramadan. Apa pun yang terjadi, setiap orang akan berusaha untuk mudik agar bisa berkumpul dengan keluarga di Hari Raya Idulfitri.

Saat ini para pemudik sudah banyak dimudahkan untuk kembali ke kampung halaman, mulai dari layanan tol yang cukup lengkap.

Selain itu, pemilihan moda transportasi saat ini sudah cukup mudah, karena banyak penjualan tiket bisa dilakukan secara daring atau online.

Tak seperti sekarang, melakukan mudik pada 1990-an, orang-orang harus berebut dan berdesakan untuk naik bus. Itu terlihat dari video di kanal YouTube RCTI Files, di mana mereka berebut saat naik bus, bahkan harus diatur oleh petugas kepolisian.

Dalam tayangan video itu, diambil di Terminal Pulo Gadung ketika mudik lebaran Idulfitri pada 1997.

Dikatakan dalam video tersebut, seluruh calon penumpang sudah memiliki tiket dan hanya menunggu kedatangan bus yang mengantar ke tujuan mereka.

Seluruh calon pemudik terlihat dengan antusias menunggu kehadiran bus yang telah mereka pilih sebagai sarana angkutan ke kota tujuan. Salah satu yang membuat kita bernostalgia adalah kardus-kardus yang diikat dengan rapih.

Biasanya, kardus-kardus tersebut berisikan oleh-oleh dari kota rantauan mereka untuk dibagikan ke sanak-saudara di kampung halaman. Jelas, suasana yang ada dalam video tersebut membuat kangen momen mudik lebaran Idulfitri.

Dalam liputan RCTI tersebut, Pangdam Jaya Mayjen TNI Sutiyoso melakukan pemantauan di Terminal Pulo Gadung untuk melihat ketertiban pada momen mudik. Bahkan, hanya ada satu kasus perampasan uang dan cincin, serta satu kali percobaan perampasan.

“Saya ingin melihat secara langsung, apakah jumlah arus pemudik dengan sarana angkutan yang tersedia imbang apa tidak? Jadi saya gembira bahwa ternyata masih imbang,” kata Mayjen TNI Sutiyoso dikutip dari unggahan video RCTI Files di YouTube.

Bukan hanya menggunakan bus, kereta api juga menjadi andalan para pemudik sejak dahulu karena dianggap lebih efisien. Terlihat juga dalam unggahan video tersebut Stasiun Tugu, Yogyakarta, dan Stasiun Balapan Solo terjadi pelonjakan penumpang.

Bahkan kala itu, di Stasiun Balapan Solo tercatat ada sekitar 75 ribu pemudik yang tiba dengan diangkut oleh enam rangkaian kereta api dari Jakarta. Ini menandakan bahwa momen mudik lebaran akan dimanfaatkan sebaik mungkin bagi mereka yang memiliki kesempatan pulang ke kampung halaman.

Masyarakat Indonesia juga memanfaatkan transportasi laut dan udara untuk mudik, jika kampung halaman mereka berada di luar pulau. Di mana terlihat pada Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, tercatat ada 11.600 orang datang yang diberangkatkan dari Pelabuhan Ujung Pandang.

Sementara itu, penerbangan di Palembang, Sumatera Selatan, mencatatkan kenaikan penumpang sebesar 11 persen dibandingkan hari biasa.

Meski diangkut menggunakan pesawat kecil, mereka terlihat membawa barang yang cukup banyak dari kota rantauan mereka. (*)

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network