JAKARTA, iNewsDepok.id - Tahukah kalian, gaya hidup sedentari (mager atau malas bergerak) yang meningkat kala pandemi lalu, telah berkembang menjadi kebiasaan baru yang berdampak besar terhadap kebiasaan ngemil dan kesehatan pencernaan.
Pertama, karena selama menjalani gaya hidup sedentari, frekuensi untuk jajan atau ngemil untuk sekadar kenyang, meningkat. Kedua, selama pandemi, terjadi peningkatan kecemasan dan gejala depresi, yang berdampak pada kesehatan pencernaan.
Motivasi yang paling umum untuk ngemil adalah lapar, budaya makan (kebiasaan jajan atau mencoba jajanan baru), gangguan makan, kebosanan, dan kesenangan.
Meskipun ngemil telah memiliki "citra buruk", camilan bisa menjadi bagian penting dari diet kamu. Selama pola ngemil itu untuk memastikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi, ngemil justru disarankan.
Sayangnya, kadang kita makan sebagai respons terhadap sebuah emosi (emotional eating), karena makan menyalakan sistem reward di otak yang membuat kita merasa lebih baik.
Jadi, ketika ngemil menjadi kebiasaan yang tidak sehat, itulah yang menyebabkan atau memperburuk kondisi psikologis dan pencernaan kita.
dr. Dion Haryadi, PN1, CHC menjelaskan, penelitian modern telah menemukan bahwa usus kita dapat berkomunikasi dua arah dengan otak kita, inilah yang sering membuat usus disebut sebagai otak kedua manusia.
"Bersama-sama, dua otak kita memainkan peran kunci dalam penyakit tertentu di tubuh kita dan kesehatan secara keseluruhan. Tentu saja, otak manusia yang membuat semua keputusan logis dan intelektual kita, namun otak di usus kita juga ikut berkontribusi pada kesehatan dan emosi kita," terangnya.
dr. Dion melanjutkan, bagi yang memiliki kebutuhan untuk ngemil, sebaiknya perhatikan frekuensinya, agar teratur dan terencana.
"Camilan yang baik dan sehat contohnya adalah yang terdiri dari serat seperti buah dan sayur, lemak baik seperti alpukat serta protein seperti yogurt dan telur rebus. Yogurt adalah salah satu makanan ringan yang baik untuk kesehatan. Karena yogurt adalah sumber protein, serat, dan kalsium yang penting untuk otot dan tulang yang kuat," sebut dr. Dion.
”Sebagai solusi praktis dan baik untuk pencernaan, bagi mereka yang doyan dan butuh ngemil. Melalui kampanye “Ngemil No Worry Cuma Cimory”, Cimory Yogurt Squeeze kini hadir dalam kemasan yang lebih kecil 40 gr, camilan yang pas untuk kapan pun," kata Lidwina Tandy, Head of Marketing Dairy Cimory.
Untuk informasi, sejak tahun 2013 Cimory memiliki program Miss Cimory yang memberikan kesempatan bagi ibu-ibu rumah tangga untuk bisa mandiri, produktif, dan membantu keuangan keluarga.
Melalui program tersebut, para ibu rumah tangga, berkembang bersama dengan menyebarkan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi keluarga melalui produk-produk Cimory.
Ibu-Ibu Miss Cimory sampai saat ini sudah mencapai lebih dari 4.000 ibu di seluruh Indonesia.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait