JAKARTA, iNewsDepok.id - Hening…. Sedih…. Tertawa…. Semua rasa bercampur aduk di hati para penonton yang ada di Cinema 01, CGV, FX Sudirman, Jakarta pada Kamis 02 Maret 2023 siang itu. Ya, tiga buah film pendek berjudul “Membicarakan Kejujuran Diana”, “Bersama Membangun Negeri”, dan “Stroke” berhasil membuat para penonton terkesima dan terhibur.
Ya, untuk ketiga kalinya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar Kompetisi Produksi Film Pendek. Hadir pertama kali di tengah-tengah pandemi di tahun 2021, Kompetisi Produksi Film Pendek justru mendapat sambutan yang luar biasa. Terbukti dengan masuknya 300 proposal lebih kala itu.
Pada gelaran kedua di tahun 2022, peminat semakin meningkat dengan adanya lebih dari 400 proposal yang masuk. Melihat antusiasme tersebut, tahun 2023 ini kompetisi kembali digelar untuk ketiga kalinya lewat gelaran yang diberi nama “Layar Indonesiana.”
Para peserta yang terpilih akan mendapat dana produksi film serta sesi pengembangan naskah dengan sineas dari dalam dan luar negeri.
“Lewat ajang ini, diharapkan kita bisa melahirkan sineas-sineas muda berbakat dan mampu bersaing di kancah internasional. Selama dua tahun penyelenggaraan, kurang lebih sudah ada 774 proposal yang masuk ke tim kurasi kami. Gelaran ini juga merupakan salah satu rangkaian dari Hari Film Nasional yang diperingati pada tanggal 30 Maret setiap tahunnya,” ujar Edy Suwardi, Kapokja Direktur Bidang Film, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI.
Turut hadir dalam kesempatan ini, Ifa Isfansyah (Sutradara & Kurator Layar Indonesiana), Angkasa Ramadhan (Finalis Kompro Film 2021), Diego Mahameru (Finalis Kompro Film 2022), dan Bernardus Raka (Finalis Kompro Film 2022).
Pendaftaran kompetisi dibuka mulai 6 Maret 2023 hingga 1 Mei 2023. Proposal film pendek dari para peserta akan dikurasi oleh tim kurator yang terdiri dari sutradara dan produser Ifa Isfansyah, produser Yulia Evina Bhara, penulis naskah Rahabi Mandra, serta produser dan pegiat festival film Rina Damayanti.
Tahun lalu, tim kurasi memilih 50 proposal lalu diberi kesempatan memperbaikinya dengan para sineas dalam negeri. Setelah itu, diseleksi jadi 25 proposal. Mereka kemudian mempresentasikannya di depan dewan juri. Tim juri lalu memilih 10 proposal film terbaik dan berhak mengikuti sesi pengembangan naskah bersama New York Film Academy selama enam minggu.
Setelah diproduksi, 10 film pendek terpilih itu kemudian ditayangkan secara perdana ke publik di ajang Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF).
”Jika tahun lalu ada 10 proposal, tahun ini berbeda karena bakal ada 25 proposal yang akan mendapatkan sesi sharing dengan New York Film Academy,” tandas Rina. Tak hanya itu, lanjut Rina, tahun ini juga akan ada movie camp untuk 10 finalis. “Mereka akan mendapatkan mentor dari sineas-sineas nasional yang pernah menembus festival film internasional dan bahkan programmer Busan International Film Festival, Park Sung Ho, juga akan kami hadirkan,” pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait