BOGOR, iNewsDepok,id – Truk perang eks Uni Soviet bermerek ZIL 164 yang diimpor tahun 1950-an ternyata masih hidup di Indonesia. Ketangguhan truk perang yang sanggup melintasi aliran sungai dan tahan berendam di sungai kini dijadikan alat pengangkut pasir dan batu yang sangat efektif.
Truk ini dulu dipakai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sejak tahun 1950-an. Saat itu Indonesia di bawah Presiden Soekarno memang cukup dekat dengan Uni Soviet.
Karena pada dasarnya truk ini didesain di medan perang, maka ZIL memiliki kemampuan luar biasa. Tak heran sampai kini ZIL masih eksis bahkan untuk tugas berat mengkut batu dan pasir dengan cara melintasi aliran sungai.
Dari informasi yang dihimpun iNews Depok dari berbagai sumber, truk perang tersebut tersebar di sejumlah titik di Cibarusah, Jonggol, Sentul, dan Gunung Puteri. Habitat mereka berada di pinggiran aliran sungai.
Di Cibarusah, truk ini berada di Kampung Loji Desa Cibarusah dan Kampung Leuwimalang Lebak Desa Wibawamulya Kecamatan Cibarusah.
Di Jonggol, truk ini sering masuk ke aliran sungai Cipamikis.
Sementara dari keterangan di akun YouTube Arie Susmanto, truk perang eks Soviet ini juga ada beberapa unit di Sentrul Bogor, tepatnya di pinggir aliran Kali Cibongas.
Warga setempat menyebutnya sebagai truk tiper alias titipan perang.
Mobil ini dikenal sangat tangguh sehingga mampu melaju di aliran sungai. Warga menyebutnya sebagai bayawak (biawak).
Penyebutan biawak tak salah karena mirip biawak yang memiliki bentuk makhluk purba. Penyebutan bayawak juga tepat karena kemampuan truk ini melintasi sungai besar.
Jika biawak mencari mangsa, truk ZIL 164 pun sama. Namun mangsanya adalah tumpukan pasir atau batu. Dan untuk mendapatkan pasir dan batu untuk diangkut, truk ZIL tak segan bergerak melintasi arus sungai.
Truk ini meski jadurl, baknya sudah dilengkapi sistem model hidrolik. Dengan demikian isi bak bisa ditumpahkan ke belakang untuk mempercepat proses bongkar muat pasir dan batu.
Sebagai mobil yang mampu hidup di sungai, truk dilengkapi cara menghidupkan mesin yang benar-benar unik. Terdapat engkol di bagian depan dan harus diputar dengan tangan agar mesin bisa hidup.
Diimpor dari Uni Soviet Tahun 1950-an
Merek ZIL awalnya adalah ZIS (Zavod Imeni Stalina). Namun nama Stalina (diambil dari nama Joseph Stalin) dilarang saat Nikita Khrushchev berkuasa pada pada 1956.
Nama Likhacheva yang menggantikannya, diambil dari nama direktur ZIL ketika itu. Di Eropa Timur ZIL sangat populer. Namun sejak 2012 produksinya dihentikan.
ZIL 164 ini menggunakan mesin 6 silinder, berkapasitas 5.500 cc yang mampu menghadirkan tenaga 97 hp dan torsi 324 Nm. Sedangkan transmirisnya adalah girboks manual 5 kecepatan.
Truk ini rasio kompresinya 6,2:1. Dengan rasio seperti ini, minyak tanah pun bisa dipakai sebagai bahan bakar.
Truk ZIL 164 ini pada dasarnya didesain untuk perang dan digunakan untuk mengangkut rudal. Namun untuk versi yang didatangkan ke Indonesia adalah versi pengangkut.
Ikut Bangun Gelora Bung Karno
Truk ZIl 164 yang tangguh dan praktis ini pernah berjasa dalam proyek pembangunan Gelora Bung Karno pada tahun 1960-1962.
Truk ZIL juga berjasa dalam sejumlah proyek lain dalam pembangunan Indonesia sejak tahun 1960-an.
Spek Truk ZIL 164
Produsen Zavod Imeni Likhacheva Moskow
Stir kiri
Kapasitas 5500 CC
Bore/Stroke: 101.6/114.3 mm
Rasio kompresi 6,2: 1
Bahan bakar bensin
Power 100 DK di 2800 RPM
Torsi 290,15 nm yang diraih pada rpm 1100 -1400 rpm.
Clutch twin disk
Dry Gearbox 5 percepatan
Panjang 6700mm,
Lebar 2470mm
Tinggi 2180mm
Berat 4 ton
Wheelbase 4000mm
Rear axle road clearance 265mm
Front wheel track 1700mm
Rear track 1740mm
Turning radius on front outer wheel: 8.0 m
Weight (without load): 4100 kg
Kecepatan maksimum 75 km/h
Ban 9,00x20 inches
Tangki 150 L
Konsumsi bahan bakar 27 L/100km
Editor : M Mahfud