Uniknya 10 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia

Nazwa Afifah
Lovely Desember, tradisimenyambut Natal di Toraja. Foto: Okezone

DEPOK, iNewsDepok.id - Menyambut Natal pada 25 Desember, umat Kristiani di berbagai daerah di Indonesia menjalankan beberapa tradisi uniknya. Terdapat 10 tradisi unik perayaan Natal di Indonesia dari berbagai daerah di Tanah Air.

Perayaan Natal di berbagai daerah tersebut memadukan keragaman budaya di daerah tersebut. Tradisi unik ini menjadikan momen perayaan Natal menjadi menarik.

Berikut 10 tradisi unik perayaan Natal di beberapa daerah di Indonesia, seperti dirangkum pada Sabtu (25/12/2022):

  1. Barapen, Papua

Barapen adalah tradisi bakar batu yang berada di Papua. Uniknya batu-batu ini akan dibakar dengan cara menggesekkan kayu hingga menghasilkan panas.

Saat menunggu api menyala ada beberapa tugas yaitu para wanita diminta menyiapkan daun-daunan seperti singkong, bayam, pepaya untuk pakis. Sedangkan laki-laki diberi tugas membuat tabung untuk meletakkan batu panas yang telah menyala.

Batu yang telah membara dijadikan sebagai tempat memasak sayuran dan daging babi. Tradisi ini dilakukan sebagai cara untuk memperingati hari lahirnya Isa Almasih.

  1. Bunyi Lonceng dan Sirine, Ambon

Tradisi Natal yang tak kalah seru lainnya yaitu dengan membunyikan lonceng di gereja serta sirine secara bersamaan pada malam Natal.

Tak hanya itu masyarakat Ambon juga memeriahkan dengan beragam dekorasi khas Natal seperti pohon Natal yang dihias di rumah hingga pertokoan. Tradisi sinterklas mengunjungi rumah-rumah juga dilakukan di Ambon.

  1. Van Vare, Larantuka

Masyarakat Larantuka, Flores Timur, NTT merayakan Natal dengan penampilan musik dari orkestra yang diiringi paduan suara Keuskupan Larantuka, atau lebih dikenal dengan Van Vare.

Di balik tradisi ini bertujuan agar masyarakat dapat membangunkan orang-orang dari kebiasaan buruk melakukan dosa. Melalui musik, lagu dan syair mereka diingatkan agar kembali menuju jalan kebenaran dan kembali suci di hari Natal.

  1. Meriam Bambu, Flores

Tradisi meriam Bambu menjadi tradisi yang disenangi oleh anak-anak saat Natal tiba. Meriam Bambu ini dibuat dari abu dapur dan minyak tanah yang dimasukkan ke dalam bayang bambu.

Cara membunyikan meriam ini dengan memasukkan api dalam lubang kecil di sisi bambu. Meriam Bambu ini akan menghasilkan dentuman suara, hal ini menandakan sebagai ungkapan rasa gembira atas kelahiran Yesus Kristus.

  1. Lovely Desember, Toraja

Lovely Desember merupakan tradisi Natal yang cukup meriah dilakukan oleh masyarakat Toraja. Perayaan ini dilakukan sejak awal bulan Desember.

Pemerintah daerah Toraja akan mengadakan festival budaya dan pariwisata (Lovely Desember) saat sebelum Natal tiba. Dengan puncak acara pada tanggal 26 Desember yang biasanya akan dilangsungkan prosesi upacara Lettoan.

Berbagai upacara adat, pertunjukan seni, dan kuliner ikut memeriahkan tradisi ini.

  1. Kunci Taon, Manado

Tradisi unik lainnya berasal dari Manado. Bila umumnya Natal dirayakan setiap tahun pada tanggal 25 Desember, namun masyarakat Manado memulai merayakan Natal 1 Desember hingga awal tahun baru.

Berbagai acara dilakukan mulai dari pra Natal hingga puncak acara tanggal 25 Desember.

Setelah melakukan puncak acara masyarakat Manado akan berkunjung ke pemakaman keluarga untuk membersihkan area pemakaman serta menghias area pemakaman dengan bunga segar. Tradisi ini berlangsung hingga tahun baru.

Pada awal tahun, seminggu pertama di bulan Januari ada acara yang masih berlanjut yaitu Taon Kunci. Masyarakat Manado melakukan tradisi Taon Kunci dengan parade berjalan keliling kampung dengan mengenakan kostum unik untuk menghibur penonton.

  1. Penjor, Bali

Penjor Bali merupakan perayaan Natal yang mirip dengan Hari Raya Galungan bagi umat Hindu. Saat Natal tiba, setiap gereja aka dihiasi dengan berbagai bambu dan janur yang indah.

Penjor adalah hiasan janur di batang bambu yang melengkapi upacara adat serta agama masyarakat Bali. Pada saat Natal telah tiba, umat kristiani di Bali mengenakan pakaian kebaya tradisional lengkap dengan selendang dan kain kamen berwarna hitam atau putih.

  1. Marbinda, Sumatera Utara

Marbinda merupakan tradisi menyembelih hewan seperti kerbau,sapi, babi dan ternak lainnya. Tradisi ini mirip penyembelihan kurban oleh Muslim saat Idul Adha. Namun terdapat perbedaan yaitu, hewan yang dikurbankan merupakan hasil iuran warga sebelum perayaan Natal.

Hewan yang dibeli tergantung berapa banyak jumlah dana yang terkumpul. Apabila mendapatkan jumlah yang cukup besar, warga akan mengurbankan kerbau. Namun, jika dana hanya terkumpul sedikit maka warga akan mengurbankan babi.

Hasil dari penyembelihan hewan akan dibagikan secara merata bagi warga yang berpartisipasi.

  1. Wayang Kulit, Yogyakarta

Tradisi wayang kulit sangat kental bagi masyarakat Jawa. Pada pertunjukan wayang kulit, seorang Pendeta atau Pastor akan memimpin ibadah di gereja dengan menggunakan bahasa Jawa halus lengkap dengan pakaian Yogyakarta, seperti blankon dan beskap.

  1. Rabo-Rabo, Jakarta

Tak hanya di daerah, di ibu kota Indonesia Jakarta juga memiliki tradisi unik menyambut Natal yaitu Rabo-Rabo. Tradisi ini berawal pada masa penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugal yang mengunjungi warga lain saat Natal.

Tradisi ini mirip dengan halal bihalal saat Idul Fitri, namun perbedaannya terletak pada iringan musik dan tarian dan setiap warga yang didatangi harus menari bersama rombongan, begitupun seterusnya dari rumah ke rumah.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network