JAKARTA, iNewsDepok.id - Geliat sektor pariwisata mulai tumbuh dan menuju ke arah pemulihan seiring dengan terus meningkatnya jangkauan vaksinasi Covid-19 masyarakat di Indonesia, serta relaksasi regulasi pariwisata dari Pemerintah yang menjadi titik cerah kebangkitan industri yang selama pandemi menerima dampak cukup signifikan.
Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kemenparekraf RI bersama tiket.com, Online Travel Agent (OTA) pertama di Indonesia, pada Selasa (13/12), menyajikan pemaparan Data Riset Tren Industri Pariwisata hasil sinergi data dari kedua belah pihak dalam Webinar Nasional bertajuk “New Paradigm of Indonesia Tourism Industry Trend 2023”.
Membuka acara webinar ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. mengatakan bahwa walaupun kita berada di dalam situasi menantang, terdapat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan demi kebangkitan pariwisata nasional.
Dalam sambutannya, beliau mengatakan, “Apresiasi terbesar saya berikan kepada semua pihak yang terus berkolaborasi untuk bangkitnya pariwisata nusantara serta meningkatkan resiliensi industri yang sempat terhantam dengan keras saat pandemi. Kami sempat berdiskusi terkait paradigma baru pariwisata, yang terdiri dari Wellness Tourism, Work from Destination, Culture Immersion serta Off-Grid Travel.”
Selain lahirnya paradigma baru di pariwisata, Sandiaga Uno juga mengungkapkan paradigma baru di ekonomi kreatif, yaitu Digital Acceleration, Local Before Global dan Metaverse-Era, serta pentingnya kolaborasi dalam membangkitkan industri.
“Kita terus menyokong program berbasis 3G yakni GERCEP Bergerak Cepat, GEBER Bergerak Bersama, dan GASPOL yakni garap semua potensi untuk menciptakan lapangan kerja. Mari kita tingkatkan kolaborasi serupa di 2023, semua target bisa dicapai selama kita terus berkolaborasi dan kami juga ingin mengajak pihak lainnya untuk bersama fokus dalam mengembangkan program-program utama di 2023,” tambah Sandiaga Uno.
Tiga Destinasi Favorit
Mengacu pada rangkuman data kolaborasi tiket.com bersama Pusdatin Kemenparekraf, tiga destinasi favorit masyarakat untuk bepergian dalam negeri masih didominasi dengan tujuan di Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Jumlah outbound tourism Indonesia mengalami peningkatan dengan kenaikan pemesanan sebesar 81,8% dan jumlah pax 90,9%.
Tiket penerbangan domestik mengalami peningkatan dari tahun 2020 di mana menggambarkan bahwa perilaku konsumen cenderung stabil.
Staycation semakin populer, membuat tingkat hunian kamar hotel berbintang mengalami peningkatan sebesar 49,85% (menurut data BPS Mei 2021 - Mei 2022).
Tren ini juga terefleksi dari data tiket.com, dimana vila dan apartemen pun semakin diminati seiring dengan maraknya tren staycation, angka pemesanan meningkat dua kali lipat dari sebelum pandemi menjadi 204% dengan tiga kota yang menjadi tujuan favorit masyarakat untuk staycation yakni area: DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Rata-rata booking dan jumlah pax dari setiap kategori yakni transportasi (termasuk penyewaan kendaraan), akomodasi, serta event baik secara daring maupun luring mengalami tren peningkatan dan persentase pembatalan mengalami penurunan.
Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk bepergian ataupun berwisata mulai pulih ke arah yang lebih positif.
Optimisme terhadap pertumbuhan industri pariwisata Indonesia juga dikemukakan oleh Co-Founder & Chief Marketing Officer tiket.com, Gaery Undarsa, “Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam menjaga ekosistem pariwisata sehingga terus bertahan dari berbagai tantangan yang mungkin hadir di 2023, serta di saat yang sama berkembang dan bersiap untuk peningkatan animo pariwisata. Selain meluncurkan berbagai program promo yang bertujuan untuk menambah minat masyarakat untuk berwisata, kami juga terus bersinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI untuk mendukung berbagai program Pemerintah, khususnya program pemberdayaan bagi pelaku usaha wisata dan program yang berbasis riset, sehingga upaya pemulihan serta pertumbuhan industri pariwisata dapat tercapai dengan lebih solid.”
Turut bergabung memberikan paparan dalam kegiatan webinar nasional ini adalah Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani yang menyampaikan materi mengenai New Paradigm of Indonesian Tourism. Challenges and Opportunities to Improve the Quality of the Tourism Industry, Addin Maulana sebagai Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Ekonomi, Industri, Jasa, dan Perdagangan BRIN dalam materinya yakni New Paradigm of Indonesian Tourism. Challenges and Opportunities to Improve the Quality of the Tourism Industry, serta Tauhid Ahmad selaku Pengamat Ekonomi INDEF yang memaparkan mengenai Economic Review 2022 and Outlook 2023 dalam materinya.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani dalam materinya mengatakan, “Tren konsumen kini menunjukkan bahwa wisatawan lebih cenderung memilih destinasi Local Before Global, maraknya layanan touchless service, mengutamakan unsur kesehatan dan keamanan, dan meningkatnya kesadaran akan sustainability. Expedia memprediksi bahwa kualitas akan menjadi pendorong utama keputusan perjalanan, baik terkait mindfulness, sensation-seeking, culture immersion, atau pengaturan akomodasi maupun perjalanan yang berkualitas. Tren global menunjukkan pemulihan pariwisata sudah mencapai 65% dari sebelum pandemi, diperkirakan jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan internasional dari Januari sampai September 2022 mencapai lebih dari dua kali lipat di periode yang sama di tahun 2021. Perlunya fokus dan prioritas dalam meningkatkan indikator atau pilar yang menjadi kelemahan untuk meningkatkan Quality Tourism di Indonesia.”
Kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif tentunya perlu didukung dengan strategi yang matang dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah, pihak swasta, juga berbagai pelaku industri.
Bentuk inisiatif dan kemitraan dari segala sektor dan faktor memiliki peran penting guna mendorong pendekatan inklusif dan holistik dengan mengedepankan inovasi, digitalisasi, dan modalitas budaya sebagai kunci pokok akselerasi pemulihan ekosistem pariwisata.
“Saya harap kita bisa tetap optimis, karena masih banyak pasar yang bisa garap di pariwisata. Semoga kolaborasi ini merupakan sebuah awal yang baru dimana Kemenparekraf sebagai pemerintah dapat merumuskan kebijakan-kebijakan kedepannya melalui pemanfaatan evidence-based policy tidak hanya berdasarkan statistik resmi namun juga big data dari industri agar datanya bisa didapat lebih cepat sehingga bangkit pun lebih cepat,” tutup Addin Maulana.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait