JAKARTA, iNews.id-Buah dan sayur ternyata merupakan makanan yang paling sering ditolak oleh anak-anak dan remaja. Tak heran kalau konsumsi buah dan sayur di Indonesia pun masih terbilang rendah. Bahkan Riskesdas 2018 mengatakan hanya 5 persen saja masyarakat Indonesia yang mengonsumsi buah dan sayur secara mencukupi.
Padahal, buah dan sayur kaya akan vitamin, mineral, dan serat yang bisa menjaga kondisi tubuh, mencegah kegemukan, melancarkan pencernaan, hingga mencegah risiko terjangkit berbagai penyakit tidak menular.
Organisasi internasional non-pemerintah yang turut mendukung pemerintah Indonesia dalam mensukseskan target capaian di sektor asupan gizi dan kualitas pangan, United Nations World Food Programme (UN WFP) meyakini bahwa remaja merupakan kelompok usia strategis untuk didukung dalam menjalankan pedoman gizi seimbang, khususnya dalam meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
Data Badan Pusat Statistik (2020) menunjukkan bahwa populasi remaja Indonesia yang saat ini mencapai 17% dari total populasi di Indonesia, akan menjadi kelompok usia produktif terbesar pada 50 tahun mendatang. Oleh karena itu, pilihan makan remaja akan sangat mempengaruhi status gizi dan kesehatan Indonesia di masa depan.
Melalui Pedoman Gizi Seimbang dan kampanye GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), Indonesia berpotensi untuk meningkatkan kualitas pemenuhan gizi seimbang remaja di masa depan. WFP bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan kampanye digital #KerenDimakan, Selasa (7/12/2021).
dr. Imran Agus Nurali, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan, sangat perlu edukasi pada remaja mengenai keseimbangan gizi, mempromosikan pola konsumsi makan yang sehat dan juga gizi seimbang. “Diet sehat sangat penting untuk tumbuh kembang dan masa depan anak dan remaja Indonesia,” ucapnya.
Maudy Koesnaedi, Public Figure dan Healthy Living Enthusiast, mengaku sebelum bergabung dengan kegiatan kampanye #KerenDimakan ini, ia dan keluarga sudah senang makan sayur dan buah. Bahkan ia selalu membagikan momen makan sayur dan buah bersama keluarga, di media sosialnya.
“Saya sering sekali membagikan kegiatan makan sayur dan buah saya di IG Story. Semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang saya konsumsi, suka saya share di story. Saat sarapan buah-buahan dan sayur-sayuran juga saya share. Di IG Live maupun saat wawancara, saya juga selalu share tentang pentingnya menjaga gizi seimbang, mengonsumsi sayuran, jus buah, air kelapa, dan hal-hal lain seperti itu,” urai Alumni Bahasa Prancis, Universitas Indonesia tersebut.
Tak ketinggalan, anak semata wayangnya yang kini sudah beranjak remaja pun juga sangat suka makan sayur dan buah. “Itu karena Ibunya senang makan, jadi anaknya bisa makan variatif. Indonesian food oke, western juga oke. Saya memang sudah biasakan anak saya makan sayur dan buah sejak kecil. Pagi-pagi kita selalu sarapan buah dengan berbagai warna dan bentuk. Saya juga suka makan sayuran mentah dan segar, jadi anak saya juga sudah terbiasa makan sayuran segar,” cerita Maudy.
“Memang harus dibiasakan sejak dini. Kampanye makan buah dan sayur itu keren, harus diprioritaskan pada anak muda karena masa depan kita ada di tangan mereka. Tinggal komunikasinya saja bagaimana agar anak-anak remaja ini bisa sadar. Sebagai orangtua kita juga perlu memberikan kesadaran. Jangan ada pemikiran makan sayur dan buah itu kuno, nggak keren, nggak gaul ataupun old school,” tandas Maudy.
Editor : Mikail Mpu
