JAKARTA, iNews.id - Empat kebocoran pada jaringan pipa Nord Stream di Laut Baltik membuat Rusia terancam mengalami kerugian perang yang lebih besar di tengah krisis Eropa.
Melansir dari Sindonews.com, Nord Stream 1 telah menyumbang 40% dari pasokan gas Uni Eropa melalui Jerman. Hasil penjualan gas ini merupakan salah satu sumber dana Operasi Militer Khusus Rusia terhadap Ukraina.
Oleh karena itu, kerusakan pada jaringan pipa Nord Stream berpotensi mengganggu jalannya operasi tersebut.
Pada Kamis (29/10/2022), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memperoleh keuntungan dari kerusakan jaringan pipa Nord Stream.
Di hari yang sama, Presiden Vladimir Putin menyebut kerusakan jaringan pipa gas Nord Stream sebagai "tindakan terorisme internasional."
Keesokan harinya, pimpinan agen mata-mata Rusia mengatakan bahwa Moskow memiliki intelijen yang menunjukkan Barat sebagai dalang dari tindak perusakan pipa gas Nord Stream.
"Kami memiliki materi yang menunjukkan jejak Barat dalam organisasi dan implementasi aksi teroris ini," kata Sergei Naryshkin, direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), kepada wartawan di televisi pemerintah.
Editor : M Mahfud