DEPOK, iNewsDepok.id - Para penikmat tinju dunia pastinya akan sepakat bahwa Manny Pacquiao adalah petinju sejati. Bahkan di akhir kariernya di usia 42 tahun, ia menantang Errol Spence Jr petinju muda tak terkalahkan (31 tahun) juara WBC dan IBF kelas Welter.
Meski sudah berumur, Pacquio rupanya masih menakutkan dan itu membuat Errol Spence memilih mundur 11 hari sebelum jadwal duel. Errol rupanya berpikir seribu kali. Risiko terlalu besar baginya. Jika sampai kalah dari Pacquiao, karirnya akan hancur berantakan.
Errol tentu terbayang masih beringasnya Pacquiao tatkala menumbangkan Keith Thurman, dalam perebutan jawara WBA Super kelas Welter. Itu terjadi saat Pacquiao berumur 40 tahun.
BACA JUGA:
Tinju Dunia: Rivalitas Baru Filipina Meksiko Pasca-era Pacquiao, Mark Magsayo vs Rey Vargas
Padahal sangat sedikit yang mengunggulkan Pacquaio karena umurnya sudah mencapai di atas 40 tahun. Keith Thurman berkategori petinju cerdas tak terkalahkan yang sudah menumpas semua lawannya di kelas Welter termasuk Danny Garcia dan Shawn Porter.
Dengan pongahnya Keit Thurman berkoar-koar akan memensiunkan Pacquiao. Pada kenyataannya dalam pertarungan 20 Juli 2019, Thurman dibikin malu setelah pada ronde 1 sempat terpukul KO. Sesuatu yang belum pernah terjadi di karir Thurman.
Kekalahan Keith Thurman dinilai para penggemar tinju, membuat Errol Spence takut. Itu terbukti 11 hari menjelang duel, tepatnya pada 10 Agustus 2021, Errol mengumumkan menarik diri dari rencana pertarungan dengan Pacquiao. Alasannya retina rusak dalam latih tanding. Pertarungan sendiri sudah dijadwalkan pada 21 Agustus 2021.
Padahal jika terjadi pertarungan Errol dan Pacquiao akan menyatukan gelar WBC, IBF dan WBA Super di kelas Welter.
Mundurnya Errol tak serta merta membuat Pacquiao mundur juga. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Pacquiao adalah petinju sejati. Ia tak ingin mengecewakan penggemarnya yang sudah membeli tiket jauh-jauh hari.
BACA JUGA:
Tinju Dunia: Golovkin Bakal Senasib dengan Donaire, Kalah KO Tragis di Akhir Karier!
Ia akhirnya menerima lawan pengganti yaitu Jordenis Ugas, juara WBA regular kelas Welter setelah sebelumnya mengalahkan Abel Ramos, 6 September 2020.
Mendapat lawan baru, jelas Pacquaio kelabakan. Ini karena latihannya selama beberapa bulan terakhir dirancang untuk menghadapi Errol Spence Jr. Sementara Ugas memang sudah bersiap menghadapi Pacquiao mengingat semua orang menginginkan satu ring dengan legenda tinju asal Filipina tersebut.
Benar saja, dalam pertarungan melawan Ugas, Pacquiao terlihat kikuk sehingga akhirnya kalah angka mutlak.
Rekor Ring Pacquiao
Manny Pacquio bernama lengkap Emmanuel Dapidran Pacquiao. Ia lahir di Kibawe, Bukidnon, Filipina pada 17 Desember 1978. Dengan demikian umurnya kini 43 tahun.
Manny mendapat sejumlah julukan yaitu PacMan, The Destroyer dan Kid Kulafu. Namun julukan yang melekat padanya adalah PacMan. PacMan adalah singkatan namanya yaitu Pacquio dan Manny.
Manny memiliki ukuran tubuh rata-rata orang Asia yaitu 166 cm dan jangkauan 170 cm.
BACA JUGA:
Tinju Dunia: Inoue vs Donaire, Monster Jepang Hanguskan Petir Philipina di Ronde 2
Karir profesional dimulainya pada saat ia berumur 16 tahun, tepatnya pada tanggal 22 Januari 1995 di kelas Terbang. Saat itu Pacman melawan lawan internal dari Filipina yaitu Edmund Enting Ignacio. Pacquiao menang KO di ronde 1.
Sedangkan lawan terakhirnya adalah Yordenis Ugas pada 21 Agustus 2021. Ia bertanding pada umur 42 tahun Pacquiao kehilangan sabuk WBC Super kelas bulu setelah kalah angka mayoritas.
Berarti karir profesional dijalani Pacquiao selama 26 tahun.
Selama 26 tahun karirnya rekor ring Pacquiao adalah 72 duel-62 menang- 8 kalah dan 2 draw.
Untuk 62 kemenangan diraihnya dengan KO sebanyak 39 dan 23 lewat angka. Sedangkan kekalahannya diderita dengan KO 3 kali dan kalah angka 5 kali.
Rekor Dunia: Juara 8 Divisi dari kelas terbang hingga Menengah Junior
Rekor ring Pacquio bukan sekadar rekor ring. Pacquiao adalah petinju lintas divisi terbaik sepanjang masa. Ini karena Pacquio melintas dari divisi kelas Terbang hingga kelas Menengah Junior. Total 8 kelas yang Pacquio rambah yaitu Terbang, Bantam Super, Bulu, Bulu Super, Ringan, Welter Junior, Welter dan Menengah Junior.
Hebatnya di 8 kelas yang berbeda tersebut, Pacquiao menjadi juara secara meyakinkan, bukan sekadar menang.
BACA JUGA:
Masya Allah! Devin Haney Takbir di Ring Tinju, Usai Raih 5 Sabuk Juara Dunia
Di kelas Menengah Junior, Pacquiao duel dengan Antonio Margarito dari Mexico untuk memberebutkan gelar WBC. Pertandingan berlangsung pada 13 November 2010.
Antonio Margarito bukan petinju sembarangan. Nama besar macam Frankie Randall, Sergio Martinez, Joshua Clotey, Kermit Cintron, Miguel Cotto pernah dikalahkannya. Bahkan Kermit Cintron, Miguel Cotto dan Sergio Martinez dikalahkan Margarito lewat KO.
Dengan rekor ring yang hebat dan ukuran yang jauh lebih besar, tinggi 180 cm, Margarito sangat pede bisa melumat Pacquio. Ia menganggap pukulan Pacman tak akan berdampak. Baginya Margarito, Pacquio melawannya adalah lelucon di dunia tinju. Kelak Margarito lah yang menjadi lelucon.
BACA JUGA:
Brutal! Beterbiev Eksekusi Smith di Ronde 2: Canelo Hilangkan Saja Mimpimu di Kelas Berat Ringan
Pertarungan digelar di Mandalay Bay Nevada, 13 November 2010. Seperti biasanya petinju Mexico tersebut merangsek maju. Namun Pacquio mampu menyergap Margarito lewat kombinasi pukulan beruntun hingga 5 kali pukulan dalam sekali serangan.
Alhasil, dalam duel 12 ronde, Margarito bonyok dan kedua mata nyaris tak bisa melihat. Usai duel, meme-meme Margarito yang bonyok beredar di media sosial akibat ia yang terlalu percaya diri bisa membantai Pacquio.
Dalam karir selama 26 tahun, Pacquiao mengalahkan lawan-lawan hebat seperti Juan Manuel Marquez, Antonio Barrera, Shane Mosley, Oscar de La Hoya, Miguel Cotto, Ricky Hatton, Tomothy Bradley, Keith Thurman, Adrian Broner, dan Lehlohonolo Ledwaba.
Manny Pacquio berada di puncak karir pada 2008-2011. Banyak pengamat meyakini, jika Floyd Mayweather Jr duel dengan Pacquio pada saat di puncak karir, maka Mayweather akan kalah.
Floyd yang cerdik memang menghindar dan akhirnya baru meladeni tantangan Pacquio pada 2 Mei 2015, saat grafik Pacquio memang sudah turun.
BACA JUGA:
Tinju Dunia, Cabik-cabik Lemieux di Ronde 3, Benavidez: Giliranmu Canelo!
Dunia akan mencatat bahwa Pacquio adalah petinju lintas divisi terbaik di dunia dengan juara di 8 kelas berbeda. Dari berat 50 kg di kelas terbang hingga 69 kg di kelas Menengah Junior.
Manny Pacquio adalah petinju sejati yang tak memilih lawan. Itu yang membuatnya bisa merambah dan juara di 8 kelas berbeda.
Satu hal lagi yang membuat Manny Pacquio begitu dicintai para penggemar tinju dunia adalah gaya bertinjunya yang asik untuk ditonton. Ia senang merangsek maju dan jual beli pukulan. Pacquiao menyadari bahwa ia adalah petinju dan bukan pelari.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait