Buka Lapangan Kerja, Sandiaga: Desa Wisata Loang Baloq Paduan Ekraf dan Kearifan Lokal

Tim iNews
Menteri Sandiaga kunjungi desa wisata Loang Baloq, Kota Mataram, NTB (25/06/2022). (Foto: Istimewa)

MATARAM, iNewsDepok.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno terus berjibaku.

Khususnya, dalam upaya membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia.

Setelah mengunjungi desa wisata Buwun Sejati yang terletak di Kabupaten Lombok Barat, kali ini, Sandi mengunjungi desa wisata Loang Baloq, di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Untuk provinsi NTB, terdapat dua desa wisata yang masuk sebagai 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2022.

Program ADWI sendiri telah memasuki tahun kedua yang mengusung tema ’Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit’.

Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing global, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan mensejahterakan rakyat.

Melalui program tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf juga dapat menjaring database desa wisata baru dari pendaftaran di website jejaring desa wisata (Jadesta). Website resmi yang dikembangkan oleh Kemenparekraf.

Dari data kegiatan ADWI tahun 2021 terjaring 1.831 data desa wisata yang ada di Indonesia dan target di tahun 2022 adalah 3.000 desa wisata yang terjaring, tetapi yang mendaftar juga melebihi target yaitu sekitar 3400 desa wisata.

Lonjakan desa wisata yang mendaftar ini menunjukkan animo yang sangat tinggi dari desa wisata dalam mengikuti program ADWI tahun ini.

Tahun ini, Kemenparekraf/Baparekraf berkolaborasi dengan mitra-mitra strategis untuk bersama mengembangkan desa wisata. Terutama 50 desa wisata terbaik.

”Kita harapkan destinasi kombinasi antara destinasi Bali dan destinasi wisata religi ini, bisa menjadi satu kesatuan, yang mampu membangkitkan ekonomi kita, membuka peluang usaha, dan juga lapangan kerja,” ujar Sandi, disambut tepuk tangan Wali Kota Mataram Mohan Roliskana dan riuh dukungan masyarakat setempat.    

Sandi mengaku terpesona dengan potensi Desa Wisata Loang Baloq yang epik.

”Saya melihat kombinasi ini ada beberapa ya. Tapi ini yang paling epik ya. Tidak hanya dapet sunset, senja, tapi juga dapet wisata religinya. Dapet ekonomi kreatif, tapi juga ada kearifan lokalnya. Ini makamnya di dalam pohon. Dan spesial, saya baru pertama kali lihat ini. Jadi, pariwisata halal yang bisa kita angkat ke depan salah satunya juga bisa membuat travel plan yang bisa kita kembangkan untuk di Desa Wisata Loang Baloq ini,” ungkap Sandi.

Lokasi Desa Wisata Taman Loang Baloq cukup strategis. Dari Lombok International Airport Praya sekitar 30 menit menggunakan mobil menuju desa tersebut.

Nama desa ini cukup menarik rasa penasaran publik. Terutama, dari sisi pemaknaan nama.

Menurut masyarakat desa setempat, nama Loang Baloq, memiliki historis panjang. Itu adalah nama makam yang popular di kalangan masyarakat setempat.

Loang dalam bahasa sasak berarti lubang. Sedangkan Baloq dalam bahasa sasak berarti buaya. Jadi Loang Baloq dalam bahasa Indonesia artinya lubang buaya.

Menurut Juru Kunci Makam Loang Baloq Janali, Loang dalam bahasa sasak artinya lubang. Sedangkan Baloq artinya buyut.

”Dengan demikian, tafsir Loang Baloq itu sendiri memang lebih condong kepada lubang buaya karena di area makam tersebut terdapat banyak buaya yang memiliki lubang tempat berdiam diri. Konon, umur buaya tersebut mencapai ratusan tahun,” kata Janali.

Karena historis tersebut pula, Desa Loang Baloq menjadi tujuan wisata religi. Dimana ada tiga makam yang dikeramatkan, salah satunya makam Maulana Syekh Gauz Abdurrazak. Beliau merupakan ulama dan pendakwah agama Islam yang berasal dari Baghdad Irak.

Dia menyebarkan agama Islam dari Palembang lalu kemudian singgah di Lombok sekitar 18 abad silam.

Setelah menyebarkan Islam di daerah Palembang, beliau lalu meneruskan perjalanan dakwahnya dan mendarat di pesisir pantai Ampenan.

Tidak sedikit para wisatawan berziarah dan berdoa di makam tersebut.

Oleh masyarakat setempat, kunjungan para peziarah tersebut dimanfaatkan sebagai peluang usaha dengan membuat taman hiburan rakyat.

Destinasi wisata ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti Plaza Pengunjung dan Panggung Hiburan yang bisa dijadikan tempat penyelenggaraan berbagai acara.

Kemudian, ada danau buatan yang menyediakan pilihan aktivitas seperti becak air. Dikelilingi dengan gazebo dan tempat duduk untuk bersantai sambil menikmati pemandangan.

Yang tak kalah seru, terdapat menara pandang yang menjadi ikon dari taman hiburan ini untuk mengabadikan pemandangan sekitar serta melihat sunset dari ketinggian.

Bukan hanya itu, Desa Wisata Taman Loang Baloq memiliki pemandangan pantai yang indah yaitu Pantai Loang Baloq.

Sebuah pantai dengan pasir putih yang berada di sebelah Barat Pulau Lombok dan menjadi sunset point.

Berada satu area dengan Taman Hiburan Rakyat Loang Baloq, membuat pantai ini jadi pilihan tepat untuk liburan bersama keluarga.

Tidak jauh dari pantai ini, terdapat pohon beringin yang menjulang tinggi dan mendekap makam tua, yang dikenal sebagai makam Maulana Syekh Gauz Abdurrazak. 

Ada juga tradisi unik yang masih terus dilakukan pengunjung yaitu mengikat akar beringin.

Menurut mitos masyarakat setempat, jika mengikat akar pohon beringin sambil bernazar di sana, maka akan cepat dikabulkan.

Jika keinginan telah dikabulkan, maka masyarakat yang telah mengikat akar pohon beringin datang kembali dan membuka akar yang telah mereka ikat.

Bicara potensi seni dan budaya, di desa ini terdapat pertunjukan Gendang Beleq yang sudah terkenal sejak dulu.

Gendang Beleq menjadi alat musik tradisional kebanggaan Suku Sasak.

Biasa dimainkan secara berkelompok. Gendang terbuat dari pohon meranti yang tumbuh subur di Lombok. Gendang Beleq menghasilkan suara yang besar dan bergema. 

Kesenian lain yang biasa ditampilkan adalah Tari Rudat. Tarian tradisional yang juga berasal dari Suku Sasak ini memadukan gerakan pencak silat seperti memukul, menendang, memasang kuda-kuda, dan menangkis.

Tari Rudat digunakan dalam menyambut tamu dan acara-acara formal pemerintahan.

Para wisatawan juga dapat berburu menu makanan di sentra kuliner ikan yang menyediakan olahan ikan hasil nelayan sekitar.

Sementara untuk buah tangan, wisatawan bisa memilih kreasi fesyen modern dari tenun karya perajin ekraf/UMKM Kota Mataram.

Bagi mereka yang berniat bermalam, di desa ini telah tersedia Homestay Mutiara yang memiliki eksterior dominan kayu.

Tempat bermalam tersebut juga dilengkapi segala fasilitas umum bagi pengunjung.

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network