Mengurai Sampah Depok dengan Maggot, Suhanda Terinspirasi Ziarah Kubur

DEPOK, iNews Depok.id - Suhanda kini mampu mengurai sampah organik di Tapos Depok sebanyak 300 kilogram per hari menggunakan lalat maggot. Suhanda mengaku terinspirasi zoneiarah kubur.
"Awalnya saya lihat maggot waktu di makam orang tua. Dari situ saya mulai belajar dari alam," ujar Suhanda, warga Cimpaeun Depok, Kamis (20/2/2025).
Sejak saat itu, Suhanda mulai mendalami budidaya maggot sebagai solusi pengurai sampah organik. Hasilnya, dia mampu membudidayakan maggot yang bisa mengurai hingga 300 kilogram sampah organik per hari.
Limbah tersebut berasal dari sampah rumah tangga warga Cimpaeun dan Tapos.
Suhanda tidak sendiri. Sejumlah warga sekitar juga ikut terlibat dalam usaha pengolahan sampah ini. Selain mampu mengurangi tumpukan sampah, budidaya maggot juga menghasilkan pupuk organik dan pakan ternak yang laris di pasaran.
"Alhamdulillah, sekarang bisa menghasilkan 50 kilogram maggot per hari. Harganya sekitar Rp5.000 per kilogram. Itu baru dari maggotnya, belum termasuk pupuknya," kata Suhanda.
Berkat usahanya, Suhanda kini mampu membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.
Aksi Suhanda dalam mengurai sampah mendapat dukungan PT Karabha Digdaya. Anak usaha BUMN Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu memberikan bantuan berupa mesin penghancur sampah, Dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025
Alat tersebut mampu mempercepat proses penguraian sampah keras seperti tulang dan sisa makanan oleh maggot.
“Sejak 2020, kami mencari solusi mengatasi persoalan sampah di Depok. Kapasitas pengelolaan sampah di sini terbatas. Karena itu, kami berkontribusi agar masalah ini bisa teratasi,” ujar Head of Corporate Office Secretary and Corporate Communication PT Karabha Digdaya, Priambodo.
Menurut Priambodo, dukungan ini juga karena lokasi PT Karabha Digdaya berada di Kecamatan Tapos, Depok.
“Kami berharap ini jadi solusi bersama untuk warga sekitar,” katanya.
Upaya Suhanda juga mendapat apresiasi dari Camat Tapos, Suhendar. Dia berharap, kolaborasi budidaya maggot ini bisa ditiru warga lain.
“Kalau banyak warga yang mengikuti, sampah bisa teratasi dan pupuk organik yang dihasilkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Suhendar.
Pengelolaan sampah berbasis maggot diharapkan menjadi solusi jangka panjang bagi Kota Depok, khususnya di wilayah Tapos dan Cimpaeun, guna menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Editor : M Mahfud