get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertamina Cek Kualitas BBM dan Fasilitas SPBU di Wilayah Cirebon Jelang Lebaran

Pemerintah Izinkan Pengecer Jual Gas Melon, Politisi Golkar Henry Indraguna: Benahi Pengawasan!

Selasa, 04 Februari 2025 | 20:03 WIB
header img
Sejumlah warga mengantre untuk membeli gas elpiji 3 kg di salah satu agen gas elpiji di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/2/2025). (Foto: MNC Portal Indonesia/Isra Triansyah)

JAKARTA, iNews Depok.id - DPR dan Pemerintah sudah berkoordinasi terkait aspirasi publik soal kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg bersubsidi. Hasilnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mengizinkan kembali pengecer menjual gas 3 Kg bersubsidi.

"Presiden Prabowo telah menginstruksikan kepada Menteri ESDM untuk mengaktifkan kembali pengecer berjualan Gas LPG 3 Kg, sambil menertibkan pengecer jadi agen sub pangkalan secara parsial," ujar Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengungkap hasil komunikasi DPR dan Pemerintah kepada wartawan, Selasa (4/2/2025).

Presiden Prabowo memerintahkan agar kementerian memastikan pengecer tidak menjual harga mahal ke masyarakat. Dia juga mengingatkan agar pengecer tertib.

"Kemudian memproses administrasi dan lain-lain, agar pengecer sebagai agen sub pangkalan harga LPG yang akan dijual ke masyarakat tidak terlalu mahal," katanya.

Kemudian, Politisi Golkar Dapil V Jateng daerah pemilihan Solo, Boyolali, Klaten dan Sukoharjo, Prof Henry Indraguna mendukung kebijakan Presiden Prabowo yang akhirnya memperbolehkan kembali pengecer berjualan gas 3 Kg.

"Kita harus mendukung program Asta Cita Presiden, dimana suatu kebijakan tidak boleh membuat masyarakat menderita. Kita bantu rakyat agar mudah memperoleh gas 3 kg, dengan cara pengecer gas 3 kg dapat kembali beroperasi dengan berganti nama menjadi sub-pangkalan," ujar Prof Henry Indraguna melalui keterangan tertulis, Selasa (4/2/2025).

Menurut Prof Henry, suatu kebijakan baru memang harus disosialisasikan seluasnya kepada masyarakat, agar ada koordinasi yang matang sebelum aturan diberlakukan tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat.

"Saya mendukung agar pemerintah membenahi pengawasan penjualan gas 3 kg bersubsidi, dan pengecer dapat kembali menjual gas LPG 3 kg," tutur Henry.

Henry sebelumnya melihat di berbagai tempat, rakyat harus antre panjang untuk memperoleh gas 3 kg bersubsidi dari Pertamina

"Pengecer akan dijadikan sub daripada pangkalan, sehingga dengan aturan-aturan yang ada nanti akan menertibkan harga supaya tidak mahal di masyarakat," paparnya.

Antrean panjang gas melon ini bahkan mengorbankan satu nyawa di Tangerang Selatan. Seorang wanita lanjut usia bernama Yonih (63) meninggal dunia usai kelelahan mengantre pembelian gas bersubsidi 3 kg di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (3/2/2025).

Diduga Yonih meninggal dunia karena kelelahan, usai mengantre panjang sejak pagi di salah satu pangkalan tak jauh dari rumahnya di Jalan Beringin, RT01 RW07, Pamulang Barat, Pamulang. 

Antrean yang mengular panjang membuat fisik Yonih kelelahan. Di tengah jalan pulang, Yonih jatuh pingsan hingga mendapat pertolongan warga sekitar. Yonih sempat dibawa ke rumah sakit, namun nahas Yonih dinyatakan meninggal dunia.

Kelangkaan gas 3 kg bersubsidi itu dipicu larangan pemerintah terhadap pengecer untuk menjual isi ulang gas 3 kilogram.

Gas melon itu hanya bisa diperoleh di pangkalan resmi. Hal demikian membuat antrean panjang di setiap pangkalan tabung gas.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut