DEPOK, iNews Depok. id - Video viral yang menunjukkan petugas Damkar Depok kehabisan saldo untuk membeli solar di SPBU pada Rabu (10/7/2024) menuai sorotan. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, Adnan Mahyudin, angkat bicara dan meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.
Adnan menjelaskan bahwa sistem pengisian bahan bakar Damkar Depok menggunakan kartu top up untuk pengendalian dan akuntabilitas. Setiap UPT (Unit Pelaksana Teknis) memiliki anggaran tahunan untuk BBM, dan kartu dibagikan kepada setiap kendaraan.
"Jadi tidak ada istilahnya damkar kekurangan solar atau bahan bakar," tegas Adnan kepada iNews Portal, Rabu (10/7/2024) malam.
Dia mengakui bahwa sistem ini memang memiliki celah, di mana terkadang pengisian kartu top up tertunda. Namun, Adnan menegaskan bahwa petugas Damkar selalu dapat menghubungi pimpinan UPT untuk menyelesaikan masalah saldo.
"Sebenarnya kemarin hanya miss saja. Kalau memang petugas damkar mengisi bensin belum ada saldonya, tinggal nelepon saja pimpinan selesai, tidak perlu diviralkan," katanya.
Adnan juga menjelaskan bahwa sistem kartu top up lebih efektif dibandingkan dengan sistem pembayaran tunai, karena dapat mencegah penyalahgunaan dan memastikan BBM digunakan sesuai peruntukannya.
"Kartu ini dia gak bisa (digunakan sembarangan), harus sesuai dengan nomor kendaraan. Ada nomor mobil, UPT gak mungkin untuk mengisi ke tempat yang lain. Makanya top up satu mobil itu habis," ujarnya.
"Tetapi memang tadi karena belum di top up karena masa pengendalian bulanan itu missnya disitu saja. Kalau melapor ke pimpinan pasti akan mudah," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video viral di media sosial menunjukkan keputusasaan petugas Damkar Kota Depok karena keterbatasan saldo kartu top up pengisian bahan bakar solar. Video yang diunggah akun Instagram @depok update pada Rabu (10/7/2024) ini menjadi sorotan publik.
Dalam video viral tersebut, terlihat beberapa petugas Damkar berada di SPBU dan menunjukkan kartu pengisian bahan bakar solar yang saldonya terbatas.
"Pak Jaksa, semuanya nih, solar habis semuanya nih. Mobil unit pemadan di pom bensin gak ngisi," ujar salah satu petugas dengan nada kecewa.
Kekhawatiran petugas Damkar ini bukan tanpa alasan. Jika terjadi kebakaran, mereka tidak akan memiliki cukup bahan bakar untuk mencapai lokasi kejadian dan memadamkan api.
Hal ini dapat membahayakan keselamatan masyarakat dan memperparah kerusakan yang diakibatkan kebakaran.
"Kalau ada kebakaran, hitung waktu, hitung waktu. Ini bagaimana ini, Pak Jaksa yang terhormat tolong panggilin (pejabat terkait), kebiasaan nih. Emang kebakaran bisa nunggu solar nih. Pejabat diminta dulu solar, bukan inisiatif, anggarannya di dem aja, sudah dua bulan," ungkap petugas Damkar tersebut.
Video viral ini pun mendapat banyak tanggapan dari netizen. Banyak yang merasa prihatin dengan kondisi petugas Damkar yang harus berjuang melawan api dengan keterbatasan bahan bakar. Netizen juga mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah ini agar keselamatan masyarakat tidak terancam.
"Lucu ini kalo ada kebakaran, mobil damkarnya kehabisan BBM," tulis salah satu netizen.
"Emangnya anggaran bbm untuk kendaraan damkar itu setahun berapa ya? Nanya ini beneran," timpal netizen lainnya.
Editor : Mahfud