DEPOK, iNews.id –Mahasiswa Universitas Indonesia berhasil menciptakan alat penerjemah bahasa isyarat penyandang tuna rungu. Alat ini dinamai Transaura yang merupakan kepanjangan dari translate aura atau penerjemah bahasa isyarat.
Tiga mahasiswa UI dari tiga fakultas yang berbeda, berkolaborasi menciptakan alat penerjemah tersebut. Mereka adalah Daffa Fairuzaufa Athallah Raharjo dari Fakultas Teknik UI, Aine Shahnaz Tjandraatmadja dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI, dan Almaz Scarletta Tjakrashafanti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI.
Alat Transaura ini berhasil meraih juara ketiga tingkat nasional pada kompetisi hibah untuk penelitian nasional, Tanoto Student Research Awards 2021, di bidang appropriate technology.
Dari kiri ke kanan: Almaz Scarletta - Daffa Fairuzaufa - Aine Shahnaz
"Teman-teman tuna rungu yang lulus dari Sekolah Luar Biasa (SLB) banyak yang mengalami kesulitan dalam proses pencarian kerja maupun kesulitan dalam mengakses berbagai sarana publik. Tujuan kami mengembangkan Transaura adalah untuk memudahkan teman tuna rungu untuk dapat berkomunikasi dua arah,” kata pencetus ide Transaura, Daffa Fairuzaufa Athallah Raharjo dari Fakultas Teknik UI dalam siaran pers yang dikirimkan Tim Humas UI akhir pekan ini.
“Desain Transaura berbentuk portable box yang dapat dibawa kemana-mana. Alat ini memiliki dua sisi, sisi pertama untuk teman tuna rungu dan sisi lainnya untuk teman dengar," jelas Daffa.
Transaura terdiri dari dua layar yang terdapat di depan dan belakang. Dua layara ini memungkinkan dilakukannya komunikasi dua arah. Layar pertama akan menjadi tempat penerjemah bahasa isyarat menggunakan deteksi obyek dengan bantuan TensorFlow.
Layar kedua akan mengeluarkan teks yang terletak pada sisi belakang alat tersebut.
”Komponen utama yang menjadi otak dari Transaura adalah microprocessor Raspberry Pi,” ujar Almaz Scarletta Tjakrashafanti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Dengan model sepeerti ini Transaura dapat digunakan di area perkantoran, supermarket dan sarana transportasi.
"Dengan Transaura, diharapkan dapat tercipta kesetaraan bagi penyandang disabilitas pada berbagai lapangan kerja, sesuai dengan namanya Transaura adalah translating aura. Kesempatan dan kesetaraan bagi penyandang disabilitas menjadi titik tumpu dari penelitian ini," kata ketua tim Transaura, Aine Shahnaz Tjandraatmadja dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI.
Mereka dibimbing Dr. Ir. Dodi Sudiana, M.Eng, pakar Image Processing dan juga dosen elektro Fakultas Teknik UI.
Alat tersebut menggunakan teknologi TensorFlow dan Raspberry Pi.
Menurut Dodi Sudiana ketiga mahasiswa bimbingannya menaruh minat yang besar terhadap bahasa isyarat karena menyadari minimnya aksesibilitas penerjemahan bahasa isyarat bagi masyarakat umum.
“Hal ini menimbulkan isu sosial terhadap penyandang disabilitas, seperti kesenjangan pendidikan, ketidaksetaraan kesempatan kerja, dan inklusi partisipasi sosial. Teknologi Transaura sendiri dibuat dengan menggunakan TensorFlow untuk machine learning dan Raspberry Pi untuk object detection,” kata dosen elektro ini
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU, berharap penelitian ini dapat terus dilanjutkan untuk mengembangkan lingkungan yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas di Indonesia.
TensorFlow adalah library open source untuk komputasi numerik dan machine learning skala besar. TensorFlow dapat melatih dan menjalankan jaringan saraf dalam untuk klasifikasi digit tulisan tangan, pengenalan gambar, penyematan kata, jaringan saraf berulang, model urutan-ke-urutan untuk terjemahan mesin, pemrosesan bahasa alami, dan simulasi berbasis PDE (partial differential equation).
TensorFlow mendukung prediksi produksi dalam skala besar dengan model yang sama yang dapat digunakan untuk pelatihan.
Editor : M Mahfud