DEPOK, iNews. id – Rektor UI Prof Ari Kuncoro menilai kurs rupiah terhadap dollar AS stabil di masa pandemi Covid-19 akibat tepatnya kebijakan pemerintah.
Menurut Rektor UI, pada awal pandemic Covid-19, rupiah sempat melemah mendekati Rp16.700. “Indonesia sangat bergantung pada modal portofolio. Begitu Covid-19 datang, modal asing langsung lari. Akibatnya, rupiah mendekati 16.700,” kata Ari Kuncoro dalam siaran pers yang diterima iNews Depok, Sabtu (29/1).
Dalam situasi normal, hal itu dinamakan deficit financing, inflasi pasti naik, namun ini adalah situasi yang tidak normal karena ada pandemi. Namun dengan kebijakan ekonomi pemerintah yang tepat, rupiah kembali menguat menjadi sekitar Rp14.000.
Tepatnya kebijakan ekonomi adalah saat negara lain menerapkan lockdown, Indonesia memilih skema pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Masyarakat pun masih dapat melakukan penyesuaian tanpa menutup jalur logistik.
”Akibatnya, ada pertumbuhan ekonomi dan rupiah stabil. Oleh karena itu, kunci dari kestabilan rupiah tidak hanya pada manajemen devisa, tetapi juga bagaimana kebijakan dirancang,” kata Rektor UI.
Rektor UI Ari Kuncoro menyebut kebijakan ekonomi Indonesia di masa pandemi sebagai
thinking beyond the curve.
“Inilah yang saya beri nilai A. Pemerintah tidak buru-buru melakukan pengetatan, tetapi lebih memilih skema work from home. Operasi dari bidang non-esensial dikurangi dan diberlakukannya industri kesehatan inklusif,” ujar Ari Kuncoro.
Menurut Ari Kuncoro, harus ada iklim usaha yang bagus untuk memulihkan ekonomi Indonesia. UU Ciptaker disiapkan agar investasi bersifat thinking beyond the curve.
Selain itu, pembuatan kebijakan harus memperhatikan inovasi policy. Meskipun potensi ekonomi dapat tumbuh lebih dari 5%, sistem regulasi harus memudahkan untuk berpikir out of the box.
Editor : M Mahfud