get app
inews
Aa Text
Read Next : Akhirnya PM Inggris Boris Johnson Setuju Mundur Setelah 40 Menteri Meletakkan Jabatan

Wamenhub di Inggris Mengaku Dipecat karena Muslimah

Minggu, 23 Januari 2022 | 09:53 WIB
header img
Nusrat Ghani (Foto: Reuters)

LONDON, iNews.id – Wakil Menteri Perhubungan Inggris Nusrat Ghani mengaku dipecat karena keyakinannya sebagai Muslimah. Nusrat Ghani (49) juga anggota parlemen dari Partai Konservatif yang dipimpin Perdana Menteri Boris Johnson.

Ghani bercerita pemecatannya dari posisi wakil menteri perhubungan terjadi pada Februari 2020. Awalnya dia diberi tahu oleh otoritas penegak disiplin di parlemen bahwa status Muslimahnya dianggap menjadi masalah. 

"Saya diberitahu saat pertemuan reshuffle di Downing Street, 'Muslim' diangkat sebagai isu, bahwa status saya sebagai 'menteri perempuan Muslimah' membuat teman-teman tidak nyaman," kata Ghani, kepada surat kabar, seperti dilaporkan kembali Reuters, Minggu (23/1/2022). 

Dia melanjutkan, alasan pemberhentian dirinya sangat mengganggu serta mengikis kepercayaan terhadap partai berkuasa. 

"Saya terkadang juga mempertimbangkan dengan serius apakah akan melanjutkan sebagai anggota parlemen," ujarnya. 

Sejauh ini belum ada tanggapan dari kantor perdana menteri di Downing Street. 

Namun Mark Spencer, Kepala Penegak Disiplin Parlemen mengatakan dirinya menjadi obyek tuduhan Ghani. 

"Tuduhan ini sepenuhnya salah dan saya menganggapnya sebagai fitnah," ujarnya, dalam cuitan. 

Spencer juga mengatakan Ghani sempat menolak membawa masalah ini ke penyelidikan internal ketika pertama kali mengungkap hal tersebut pada Maret 2021. 

Isu soal Ghani menyita perhatian, bahkan menjadi salah satu pemicu menurunnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintahan Johnson.  Beberapa skandal menguras dukungan publik terhadap Johnson, baik secara secara pribadi maupun terhadap partainya. 

Pemimpin oposisi Partai Buruh Keir Starmer mengatakan Partai Konservatif harus segera menyelidiki tuduhan Ghani. 

"Ini mengejutkan untuk dibaca," katanya, di Twitter. 

Partai Konservatif sebelumnya juga menghadapi tuduhan Islamofobia. Sebuah laporan pada Mei 2021 mengkritik cara mereka menangani keluhan diskriminasi terhadap Muslim. 

Laporan itu juga membuat Johnson mengeluarkan permintaan maaf, bahkan turut menyinggung komentarnya di masa lalu tentang Islam, termasuk pernyataan bahwa Muslimah yang mengenakan burqa seperti seperti kotak surat berjalan.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut