DEPOK,iNewsDepok.id- Kisah perjalanan hidup seorang putra daerah asal Desa Rejosari, Brangsong, Kendal, Jawa Tengah patut menjadi teladan. Agus Surono, dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasila (FHUP) ini sukses menjadi pendidik sekaligus penulis.
Dalam bukunya yan berjudul ‘Perjalanan Seorang Pendidik’, Agus menuliskan kisah yang menggambarkan perjalanan hidupnya mulai dari awal karir hingga sukses menjadi dosen di FHUP. Keputusan Agus menjadi seorang pendidik merupakan amanah dari almarhum ibunya. Baginya, amanah tersebut merupakan hal yang harus dilakukan.
“Isi buku ini berisi kisah hidup saya sebagai seorang pendidik. Ini menjadi pesan dari almarhumah Ibunda saya agar ada salah seorang anak-anaknya yang dapat menjadi seorang pendidik,” kata Agus, Senin (4/9/2023).
Buku ini berisi 17 bab yang berisi kisah masa kecil penulis hingga dirinya mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia (UI). Termasuk di dalamnya diceritakan mengenai masa remaja Agus saat berada di Kendal pada tahun 1980-an.
“Dalam buku juga saya tuliskan mengenai kehidupan anak kampus, UI aku datang, sepasang malaikat, berumah tangga, Magister Universitas Indonesia, dosen keliling, dosen tetap, belajar di negeri matahari tak pernah tenggelam,” ujarnya menceritakan.
Saat memulai karir, Agus menceritakan bagaimana perjalannya di puncak dunia pendidikan. Dia juga mengulas mengehai Lemhannas RI, melengkapi rukun Islam, Universitas Pancasila pelabuhan terakhir, kesan kenangan.
Ada satu bagian dalam buku tersebut yang dituliskan khusus untuk UP. Dalam Bab XVI, yaitu Universitas Pancasila Pelabuhan Terakhir, merupakan bab yang secara khusus dituliskan dan dedikasikan kepada Universitas Pancasila, khususnya Fakultas Hukum.
“Saya akan mengabdikan diri sebagai pendidik pada UP hingga akhir hayatnya. Keinginan untuk menjadi dosen pada Fakultas Hukum Universitas Pancasila sudah ada pada diri penulis ketika sejak tahun 1999 penulis setiap hari naik kereta saat mengikuti kuliah S2 di Fakultas Hukum UI menuju salemba (pada tahun 1999-2001),” ungkapnya.
Buku ini memang tidak dijual di toko. Namun Agus ingin memberikan buku ini sebagai wakaf untuk semua pembaca. Dia juga berpesan pada generasi millennial yang akan membawa Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045 agar mengedepanpan pendidikan sebagai modal utama mengubah nasib.
“Melalui buku ini saya ingin mewakafkan kepada segenap mereka yang ingin merubah nasibnya melalui pendidikann sesuai minat dan bakatnya dalam mewujudkan generasi emas 2045 yang mempunyai karakter Pancasila. Saya berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca, khususnya bagi generasi millennial yang akan membawa Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045,” pungkasnya.
Editor : Rinna Ratna Purnama