DEPOK,iNewsDepok.id - Dunia tinju telah melahirkan banyak tokoh inspiratif, dan salah satunya adalah Constantine "Cus" D'Amato.
Lahir pada 17 Januari 1908, D'Amato adalah seorang manajer dan pelatih tinju berdarah Italia-Amerika yang telah mengukir namanya dalam sejarah olahraga pukulan ini.
D'Amato mengelola karier beberapa petinju papan atas seperti Mike Tyson, Floyd Patterson, dan José Torres, yang semuanya berhasil diinduksi ke dalam International Boxing Hall of Fame.
Namun, keahliannya tidak hanya terbatas pada pembinaan atlet, tetapi juga gaya uniknya dalam melatih yang mengubah dinamika pertarungan tinju.
Tidak seperti sebagian besar pelatih lainnya, D'Amato adalah pendukung kuat gaya bertinju peek-a-boo. Gaya ini melibatkan posisi tangan yang unik, dengan sarung tinju ditempelkan di dekat pipi dan lengan yang erat menempel pada tubuh.
Meskipun banyak yang meragukannya, gaya ini ternyata menjadi andalan para petinju yang ia tangani. Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah Mike Tyson, yang kemudian menjadi juara dunia kelas berat termuda dalam sejarah.
Kecerdikan D'Amato dalam mengembangkan teknik tinju dan strategi telah membuktikan bahwa gaya yang dianggap kontroversial bisa menghasilkan kemenangan yang gemilang.
Namun, perjalanan D'Amato ke dunia tinju tidaklah mulus. Ia sendiri sempat mencoba karier sebagai petinju amatir, tetapi cedera mata yang dideritanya dalam perkelahian jalanan membuatnya tidak dapat memperoleh lisensi profesional.
Meski begitu, D'Amato tidak memendam dendam atas cobaan tersebut. Sebaliknya, ia menganggap bahwa pengalaman tersebut telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih disiplin.
Kecerdasannya dalam mengatasi rintangan hidup menjadi dasar bagi pendekatannya dalam melatih petinju, tidak hanya dalam hal teknik tinju, tetapi juga dalam mengajarkan disiplin dan keberanian.
D'Amato juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap nasib sosial pemuda yang kurang beruntung. Ia dan pasangannya, Camille Ewald, membuka rumah mereka sebagai tempat perlindungan bagi para pemuda yang membutuhkan bimbingan.
D'Amato dan Ewald, tanpa mengikatkan diri dalam ikatan pernikahan, menjadikan rumah mereka sebagai tempat bagi para muridnya untuk belajar, tumbuh, dan meraih kesuksesan. Hubungan erat mereka dengan Mike Tyson, yang diadopsi oleh D'Amato, adalah bukti nyata komitmen mereka terhadap pembinaan generasi muda yang berkualitas.
Cus D'Amato meninggal dunia pada 4 November 1985 akibat pneumonia, tetapi warisannya tetap hidup. Penghargaan Memorial Cus D'Amato yang didirikan oleh Asosiasi Penulis Tinju Amerika adalah bukti pengakuan atas kontribusinya terhadap dunia tinju.
Gaya uniknya dalam melatih, termasuk filosofi peek-a-boo, tetap menjadi inspirasi bagi para pelatih dan petinju masa kini. Melalui karya-karyanya, Cus D'Amato telah membuktikan bahwa kesuksesan bukanlah hal yang diberikan begitu saja, tetapi hasil dari kerja keras, tekad, dan pendekatan unik yang membawa perubahan dalam dunia olahraga yang penuh tantangan.
Editor : M Mahfud