SYDNEY, iNews.id - Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, dipastikan batal mengikuti Australia Open karena pengadilan federal negara itu menolak pengajuan bandingnya atas keputusan Pasukan Perbatasan Australia yang membatalkan penerbitan visanya.
Keputusan Pengadilan Federal tersebut membuat Djokovic akan dideportasi dari Australia.
"Pengadilan Federal Australia hari ini menolak permintaan Djokovic agar visanya dipulihkan. Dengan demikian, dia ditolak memasuki negara itu dan akan dideportasi," kata Marca, Minggu (16/1/2021).
Djokovic tiba di Australia pada 5 Januari 2022 karena pemerintah Australia telah memberikan visa kepadanya pada 18 November 2021 lalu dengan pertimbangan pengecualian medis yang disetujui oleh panel pemerintah Victoria dan Tennis Australia.
Namun, visa itu dibatalkan oleh Pasukan Perbatasan Australia di Bandara Melbourne, sehingga terjadi perselisihan antara petenis asal Serbia itu, perwakilannya, dan Australia.
Djokovic lalu mengajukan banding, dan ternyata sia-sia.
Dalam putusannya, Pengadilan Federal Australia menjelaskan bahwa putusan itu diambil karena Djokovic mendukung sentimen anti-vaksinasi, sehingga dinilai dapat berisiko memicu "kerusuhan sipil" di Australia.
Meski kecewa, Djokovic mengatakan bahwa ia menghormati putusan pengadilan dan ia akan bekerja sama dengan otoritas terkait untuk kepergianya dari Australia.
"Saya menghormati putusan pengadilan dan saya akan bekerja sama dengan otoritas terkait untuk kepergian saya dari negara ini," katanya.
Djokovic juga mengakui kalau pada minggu-minggu ini dirinya juga merasa tak nyaman pada pemberitaan tentang dirinya yang menolak vaksinasi Covid-19.
"Saya saya berharap kita semua sekarang dapat fokus pada permainan dan turnamen yang saya sukai, tetapi sekarang saya hanya ingin mendoakan para pemain, ofisial turnamen, staf, sukarelawan, dan penggemar semua untuk mendapat yang terbaik pada turnamen ini," pungkasnya.
Editor : Rohman