get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengintip Sejarah Jembatan Panus di Depok, Lekat dengan Cerita Mistis hingga Kini

Mengintip Asal Mula Kue Nastar Sebagai Suguhan di Hari Raya Idul Fitri

Jum'at, 14 April 2023 | 14:26 WIB
header img
Kue Nastar sebagai suguhan wajib di Hari Raya Idul Fitri. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsDepok.id - Dalam hitungan jari umat Muslim akan merayakan hari raya Idulfitri 1444 hijriah. Di hari raya Idulfitri ini adalah ajang untuk bersilaturahmi dan bermaaf-maafan dengan keluarga dan kerabat.

Dalam bersilaturahmi pastinya kita akan menyiapkan makanan-makanan berat maupun ringan. Biasanya, suguhan makan ringan ini berupa kue Nastar dan beberapa kue kering lainnya. 

Kue Nastar ini seringkali kita jumpai di meja-meja rumah saat hari raya Idulfitri. Kue kering yang berisikan selai nanas itu memiliki cita rasa manis, gurih serta terdapat sensasi lengket saat memakannya.

Tahukah kalian bahwa kue nastar ini bukan berasal dari Indonesia, melainkan berasal dari Belanda. Bagaimana sejarah terciptanya kue nastar ini?

Sejarah Nastar 

Melansir dari Indonesia Chef Association, nama nastar berasal dari gabungan bahasa Belanda yaitu ananas berarti nanas dan taartjes berarti tart atau kue.

Bahan dasar untuk membuat nastar terinspirasi dari olahan pie Belanda dengan isian selai bluberi, apel dan stroberi.

Saat Belanda berada di Indonesia, mereka kesulitan untuk mencari buah bluberi, apel dan stroberi. Sebagai alternatif mereka menggantinya dengan nanas dikarenakan lebih mudah didapat dan sesuai dengan cita rasa ketiga buah tersebut.

Sejarawan kuliner Universitas Padjadjaran Fadly Rahman mengatakan nastar merupakan hasil dari inovasi perempuan belanda yang tinggal di Hindia Belanda. Pada saat itu mereka memanfaatkan nanas sebagai isian kue. 

Dalam tradisinya, kue-kue kering termasuk nastar ini merupakan hidangan untuk kaum-kaum priyayi atau ningrat karena mereka memiliki akses hubungan dengan orang Eropa.

 

"Pada masa itu, antara keluarga priyayi dan keluarga Eropa memiliki hubungan yang berkaitan dengan kepentingan politik, ekonomi atau bisnis, itu memang membuka hubungan yang terbuka dalam kaitan hantar-menghantarkan makanan," kata Fadly.

 

Tradisi suguhan kue nastar dan kue kering lainnya tak hanya terjadi di hari raya Idul Fitri saja, melainkan saat hari raya bagi orang Eropa juga terdapat suguhan kue-kue tersebut.

 

 

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut