get app
inews
Aa Text
Read Next : Gunung Semeru Kembali Erupsi Pagi Ini, Kolom Letusan Mencapai 700 Meter

Waduh! Badan Geologi Naikkan Status Gunung Semeru ke Level Siaga

Jum'at, 17 Desember 2021 | 09:22 WIB
header img
BNPB melaporkan guguran awan panas Semeru telah berhenti, namun status gunung tertinggi di Jawa itu dipertahankan pada level II atau waspada. Foto: SINDOnews

LUMAJANG, iNews.id -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Semeru dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) terhitung sejak Kamis (16/12/2021) malam.

Penaikan status tersebut diakibatkan oleh ada peningkatan aktivitas vulkanik dan adanya perubahan pada aktivitas kawah.

Kondisi ini berpotensi menimbulkan erupsi jika  aktivitas tersebut berlanjut dalam kurun dua pekan. 

"Mengingat kegiatan Gunung Api Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava, maka Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Semeru dinaikan dari level waspada (level II) menjadi siaga (level III) terhitung mulai tanggal 16 Desember 2021 pukul 23:00 WIB," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono melalui keterangan tertulis, Jumat (17/12/2021).

Pemerintah mengimbau masyarakat, pengunjung, dan wisatawan Gunung Semeru agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

2. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

3. Tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

4. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sebelumnya, pada Kamis (16/12/2021) pukul 09:01 WIB gunung Semeru melepaskan awan panas yang meluncur sejauh 4,5 km dari puncak. Kejadian ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 912 detik.

Setelah itu, pada pukul 09:30 WIB terjadi lagi luncuran awan panas yang terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi 395 detik, namun secara visual tidak teramati karena Gunung Semeru tertutup kabut.

Selanjutnya, pada pukul 15:42 WIB Gunung Semeru kembali melepaskan awan panas yang meluncur sejauh 4,5 km dari puncak, dan terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 400 detik.

"Kegempaan didominasi oleh gempa letusan, embusan, dan guguran dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021," jelas Budi.

Sementara itu, gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan.

Aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava atau lidah lava dengan panjang aliran sekitar 2 km dari pusat erupsi. Aliran lava tersebut masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung alirannya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.

"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru. Didukung data dari BMKG, diperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama tiga bulan ke depan," pungkas Budi.

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut