JAKARTA, iNewsDepok.id - Dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77, Kereta Kencana Ki Jaga Raksa kembali membawa bendera pusaka Merah Putih, dari Tugu Monas menuju Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Rabu (17/8/2022)
Bendera pusaka Merah Putih dibawa oleh Duta Paskibraka Pancasa Kiara Maharani dalam Kereta Kencana Ki Jaga Raksa, serta dikawal prajurit berkuda dan marching band dari gabungan trimatra TNI mulai dari TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.
Terlihat pula pengiring menggunakan pakaian adat tradisional dari sejumlah daerah di Indonesia.
Sejumlah masyarakat juga terlihat menyaksikan kirab bendera pusaka Merah Putih di Kawasan Monas sisi Utara. Namun, masyarakat tidak bisa mendekat ke iring-irangan kirab bendera tersebut.
Lantas apa makna di balik Kereta Kencana Ki Jaga Raksa tersebut? Kereta kencana ini diketahui milik anggota DPR RI Dedi Mulyadi, yang disimpan di Bale Pamanah Rasa, Subang, Jawa Barat.
Sebelum berangkat ke Istana Negara, dilakukan prosesi pelepasan rangkaian acara Lembur Pakuan Agustusan ‘Ki Jaga Raksa Miang Ka Istana Negara’ atau dalam bahasa Indonesia ‘Ki Jaga Raksa pergi ke Istana Negara’,
Prosesi diawali dengan turunnya Ki Jaga Raksa dari Bale Pamanah Rasa, lalu di pelatarannya sejumlah penari menyambut kereta kencana tersebut. Ibu-ibu silih berganti memukulkan halu ke lisung yang biasa digunakan petani untuk menumbuk padi.
Sebagaimana diketahui, Kereta Kencana Ki Jaga Raksa telah dipercaya menjadi kendaraan yang membaca bendera pusaka sejak tahun 2014, dari Monumen Nasional (Monas) ke Istana Negara. Selama pandemi COVID-19, Ki Jaga Raksa diistirahatkan karena tidak ada cara iring-iringan bendera pusaka tersebut.
Kereta Kencana Ki Jaga Raksa dibuat di Solo, Jawa Tengah pada tahun 2009. Kereta ini dibuat sebagai representasi dan penghormatan terhadap Raja Pajajaran Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi.
Dari segi bahasa Ki Jaga Raksa memiliki arti, yakni Ki berarti maskulin, Jaga berarti merawat dan Raksa merupakan rasa atau hati. Artinya, kepemimpinan itu harus dibangun dari spirit hati sebagai kekuatan utama dalam melakukan pengelolaan.
Kereta Kencana ini dibuat berawal dari keprihatinan bahwa Sunda sudah kehilangan spirit masa lalunya.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani