TANGERANG, iNews Depok.id - Kelurahan Mekarsari Kota Tangerang dikenal sebagai kampung sirih. Daun sirih mereka produksi menjadi keripik sirih, hand sanitizer hingga jamu.
Dari produksi tersebut terdapat limbah daun sirih yang tak terpakai. Nah perkembangan terbaru ternyata limbah daun sirih yang selama ini dibuang ternyata bisa menjadi makanan favorit ikan toman, ikan langka yang berharga mahal karena kandungan gizinya sangat tinggi.
Langkah masyarakat Kelurahan Mekarsari tersebut mendapat dorongan dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Soekarno-Hatta Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI).
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung inovasi program keberlanjutan di Kelurahan Mekarsari yang berperan penting dalam menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat. Kami berharap program ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain," kata Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Susanto August Satria seperti dikutip iNews Depok, Sabtu (27/9/2025).
Satria menyatakan Pertamina Patra Niaga berencana untuk terus memperluas penerapan pakan fungsional berbasis daun sirih, tidak hanya sebagai pakan untuk jenis ikan lokal lain yang berpotensi terancam.
"Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya SGD poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta SGD poin 14 tentang kehidupan di bawah air," imbuh Satria.
Senior Supervisor HSSE Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Chandra Julianto mengatakan melalui program KEHATI membuktikan jika limbah yang sebelumnya terbuang bisa diolah kembali menjadi sumber daya bernilai.
“Melalui inovasi ini, kami ingin membuktikan bahwa limbah bisa diolah menjadi sumber daya bernilai. Tidak hanya mengurangi sampah organik, tetapi juga mendukung konservasi ikan langka seperti Toman,” ujar Chandra.
Ketua RW 003 Desa Mekarsari, Alex Eko Setiawan Alex turut menyampaikan program ini telah membuka jalan bagi masyarakat yang terlibat dalam konservasi ini.
“Pertamina telah membuka kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat langsung. Warga tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pelaku utama dalam konservasi ini,” ujar Alex.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait
